Metaverse digadang-gadang akan menjadi dunia digital masa depan dengan banyak keuntungan. Namun, sebelum sampai pada titik itu, public relations (PR) perlu menyiapkan beberapa hal sehingga dapat beradaptasi dengan teknologi ini
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Peran teknologi dalam dunia public relations (PR) semakin signifikan. Tidak hanya untuk mengumpulkan data dan informasi, namun teknologi juga berguna untuk menyusun strategi komunikasi. Salah satunya, metaverse.
Dilansir dari pracademy.co.uk, menurut Hassan Abdul Enein yang merupakan konsultan komunikasi, Rabu (12/10/2022), metaverse merupakan ekosistem digital yang didukung oleh kecerdasan buatan dan realitas virtual. Metaverse diposisikan antara kenyataan dengan fantasi. Selain itu, metaverse juga dapat membawa penggunanya masuk ke dalam lingkungan yang interaktif, terdesentralisasi, dan dapat dikendalikan oleh manusia.
Menurut Enein, meskipun elemen persuasi dan komunikasi dua arah dari model komunikasi PR saat ini telah teruji dan sukses pada beberapa kasus dan isu, namun kedua hal tersebut belum tentu cocok untuk metaverse. Hal ini dikarenakan oleh beberapa alasan. Apa saja?
1. Jangkauan geografis audiens yang beragam.
Laporan oleh Gartner yang diterbitkan pada tahun 2022 menyoroti bahwa 25% konsumen di seluruh dunia akan menggunakan platform metaverse. Setidaknya, selama satu jam setiap harinya pada tahun 2026. Itu artinya, PR akan terhubung dengan lebih banyak audiens dan stakeholder secara digital dalam waktu yang bersamaan dari berbagai macam latar belakang dan lokasi.
Oleh karena itu, PR perlu untuk memperkuat komunikasi dua arah dan mendengarkan secara proaktif. Tujuannya, untuk memastikan bahwa komunikasi yang dilakukan berjalan efektif di seluruh ekosistem yang diberdayakan secara digital.
2. Akselerasi teknologi.
Metaverse saat ini menghimpun hampir seluruh teknologi baru seperti, virtual reality blockchain, augmented reality, dan masih banyak lagi. Semua itu berada dalam satu sistem yang sepenuhnya terdesentralisasi dan dapat dioperasikan secara mandiri. Oleh karena itu, PR membutuhkan integrasi dan adopsi teknologi yang lebih optimal.
Selain itu, PR dapat memanfaatkan metaverse untuk membuat konten yang bersifat informatif dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan audiens. Serta, memberikan pengalaman konten yang terasa nyata.
3. Banjir informasi.
Survei Edelman Trust Barometer 2021 menggarisbawahi bahwa kepercayaan pada sumber informasi media sosial dan media milik pribadi berada pada posisi terendah dibandingkan sumber lain. Masing-masing memiliki persentase 35% dan 41%.
Dengan metaverse sebagai lintasan pertumbuhan informasi, Enein memperkirakan akan ada banyak informasi yang dibagikan oleh sejumlah besar pengguna internet di dunia yang keberadaannya tidak teratur dan belum tervalidasi. Dengan demikian, ke depan, PR perlu melakukan integrasi dan menentukan prioritas untuk membangun kepercayaan dan industri komunikasi dalam operasinya.
4. Rentan krisis.
Di era metaverse, serangan siber seperti pencurian identitas dan pelanggaran merek dagang akan terjadi lebih marak. Hal ini dikarenakan, banyaknya jumlah data yang dimiliki oleh ekosistem metaverse.
Oleh karena itu, pada saat PR menjelajah ke metaverse, mereka perlu memprioritaskan pendekatan komunikasi dan respons krisis yang baru yang disesuaikan dengan isu yang terjadi. Komunikasi krisis di metaverse juga perlu memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan untuk menyaring sejumlah besar data dan meningkatkan kesiapsiagaan secara real-time.
Pada akhirnya, penggunaan teknologi dalam praktik PR memang memiliki banyak keuntungan. Apalagi teknologi dapat memudahkan PR dalam menyusun strategi komunikasi. Meskipun demikian, menurut Enein, penggunaan teknologi harus dibarengi dengan pengetahuan yang benar dan lengkap. Terutama, mengenai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal. (zil)
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 237
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 237
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 239
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 239
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once