Membangun kepercayaan (trust) publik merupakan keniscayaan bagi sebuah perusahaan, terutama kala menghadapi dan menangani krisis yang berawal dari pemberitaan media.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO – Cara korporasi merespons krisis ternyata berdampak signifikan terhadap reputasi dan kepercayaan (trust) publik. Demikian menurut Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam sesi Conference Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #9 bertajuk “Leadership Communication: Amplifying Impact through Effective Communication” yang diselenggarakan oleh PR INDONESIA, Yogyakarta, Rabu (25/10/2023).
Shelvy lantas membagikan pengalamannya dalam menangani krisis yang melanda PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), salah satunya ketika terjadi kemacetan lalu lintas saat musim mudik Lebaran 2022. Ketika itu, perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyeberangan dan pelabuhan itu bersikap proaktif. Selain itu, ASDP menggunakan prinsip satu berita negatif ditangkal dengan empat berita. Langkah ini dilakukan tak lain untuk menjaga nama baik perusahaan.
Bahkan, perempuan peraih gelar magister di bidang Administrasi Bisnis dari Universitas Indonesia itu mewajibkan timnya untuk dapat mencapai 98 persen pemberitaan bernada positif. Langkah tersebut merupakan salah satu bentuk strategi perusahaan untuk menetralkan berita negatif. Setidaknya, untuk menurunkannya dari trending topic.
“Ketika satu berita negatif itu muncul, kami segera mencari berita positif yang bisa dikeluarkan,” ujarnya seraya menyebut berita mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu contohnya.
Strategi yang dilakukan PT ASDP tersebut pun mengundang pertanyaan dari salah satu narasumber yang hadir. Dia adalah Assistant Manager I Corporate Communication PT Pegadaian Wahyu Purnomo Aji. Wahyu, begitu ia disapa, bertanya langkah selain yang sudah dilakukan oleh Shelvy beserta tim saat krisis.
Shelvy menjawab, pilihan strategi berikutnya adalah dengan mengajak media yang menayangkan berita negatif tadi untuk berdiskusi. Sehingga, media mendapat perspektif lain dari sudut pandang perusahaan.
Piramida “Spokesperson”
Strategi berikutnya, lanjut Shelvy, adalah dengan menentukan piramida untuk juru bicara atau spokesperson perusahaan. Ia menjelaskan, jika krisis terjadi di kantor cabang, pihak yang bisa menjadi spokesperson adalah general manager. Namun, jika isunya sudah berskala nasional bahkan hingga memunculkan korban jiwa, maka yang berhak berbicara hanya Corporate Secretary dan Direktur Utama.
Kendati begitu, perempuan yang sebelumnya dinobatkan sebagai Top 50 Kartini HUMAS INDONESIA 2023 itu berpendapat bahwa tidak semua pertanyaan yang ditanyakan oleh media mesti dijawab. Menurut Shelvy, akan lebih efektif apabila perusahaan fokus menangani krisis. Upaya ini memungkinkan korporasi memberikan respons yang lebih bijaksana dan komprehensif.
Strategi berikutnya dalam menangani krisis, termasuk saat akan memasuki mudik Lebaran, adalah melakukan komunikasi intens dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), mulai dari pemerintah, perusahaan transportasi, hingga masyarakat lokal.
Lewat komunikasi intens itu, beberapa langkah yang dapat dilakukan di antaranya meningkatkan komunikasi dengan masyarakat, memberikan informasi terkini terkait lalu lintas secara real-time, serta memberi tips melakukan perjalanan mudik. “Upaya Ini penting dilakukan karena selain dapat mencegah terjadinya krisis juga bisa menjaga reputasi dan meraih kepercayaan publik,” pungkasnya.
Sesi konferensi merupakan bagian dari rangkaian acara puncak kompetisi Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO). JAMPIRO 2023 yang sudah berlangsung sebanyak sembilan kali ini, merupakan agenda yang diselenggarakan secara rutin oleh PR INDONESIA. Kali ini, penyelenggarannya dilaksanakan di Yogyakarta, selama tiga hari dari 25 – 27 Oktober 2023. Ikuti terus informasi terkini JAMPIRO #9 hanya di prindonesia.co dan humasindonesia.id. (mfp)
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 237
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 237
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 239
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 239
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: detail/index.php
Line Number: 246
Backtrace:
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/views/detail/index.php
Line: 246
Function: _error_handler
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/application/controllers/Detail.php
Line: 36
Function: view
File: /data/application/m.prinsonesia.co/ideas/index.php
Line: 315
Function: require_once