Resep Inovasi dalam Berkomunikasi di Masa Pandemi

PRINDONESIA.CO | Sabtu, 04/12/2021 | 1.483
Program komunikasi yang berkelanjutan, harus selalu mengacu pada visi dan misi perusahaan.
Dok.Istimewa

Peran PR melakukan inovasi dalam berkomunikasi menjadi penting di kala pandemi untuk mendukung keberlanjutan dari organisasi/korporasi. Bagaimana caranya?  

 

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hikmah terbesar yang dirasakan oleh banyak organisasi/korporasi selama pandemi adalah desakan untuk beradaptasi dan berinovasi. Dalam proses tersebut, komunikasi memaikankan peranan penting. Sebab, inovasi tidak bisa berdiri sendiri. Hanya melalui komunikasi yang relevan, organisasi/korporasi mampu menyampaikan maksud dan mencapai tujuannya. Pada akhirnya, memastikan organisasi/korporasi dapat mencapai keberlanjutan. 

Isu inilah yang mengemuka dalam webinar yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan PR INDONESIA, bertajuk "Inovasi Komunikasi di Masa Pandemi: Tantangan Bagi Keberlanjutan Korporasi", Selasa (30/11/2021).

Menurut Widyaretna Buenastuti, Director and Senior Consultant Inke Maris and Associates, apa pun situasi yang sedang dihadapi, yang terpenting dalam berkomunikasi, apalagi di masa pandemi, adalah memastikan perusahaan selalu terhubung dengan target audiensnya. Pesan yang disampaikan juga harus konsisten. “Inkonsistensi pesan membuat informasi menjadi tidak sampai dan menciptakan kebingungan di masyarakat,” kata peraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Pelita Harapan itu.

Lainnya adalah pentingnya berbagi dan berkolaborasi. Serta, memastikan komunikasi dilakukan dengan cara yang tulus (genuine). “Cara inilah yang membuat audiens mampu mengingat kita, melihat kita dari sisi yang berbeda, hingga mereka mampu merasakan manfaat dari pesan yang kita sampaikan,” imbuhnya. 

Untuk sampai ke sana, Widya merangkum lima langkah sederhana (framework) komunikasi. Langkah yang juga diterapkan oleh agensi PR yang identik dengan akronim IM&A itu. Pertama, melakukan analisis permasalahan melalui analisis SWOT untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dari isu/masalah yang sedang dihadapi. Kedua, menentukan tujuan program komunikasi yang realistis dan tepat sasaran. 

Ketiga, melakukan pendekatan yang feasible dan proaktif kepada target audiens untuk mencapai perubahan yang diharapkan. Serta, melakukan identifikasi kelompok masyarakat yang disasar. Keempat, menyusun pesan kampanye/komunikasi yang jelas dan konsisten untuk mencapai output yang diinginkan. Kelima, memgimplementasikan program komunikasi (taktik) dan advokasi yang sesuai. Lalu, diikuti dengan melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program komunikasi yang dijalankan.

Payung Komunikasi

Hari Nugroho, Head of External Communication and Stakeholders Relations Kalbe Farma sependapat. Menurutnya, dalam menjalankan program komunikasi yang berkelanjutan, Kalbe selalu mengacu pada visi dan misi perusahaan. Adapun visinya menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima. Sementara misinya, meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. "Payung semua komunikasi kita adalah visi dan misi perusahaan," ujarnya.

Selanjutnya, Hari bersama tim melakukan analisis baik ke internal maupun eksternal untuk menentukan objektif/tujuan komunikasi yang ingin dicapai. Apalagi di masa pandemi, banyak stakeholders yang perlu mendapat perhatian khusus. 

Kemudian, menentukan pesan kunci yang dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing stakeholders, menjadikan proses digitalisasi dan kolaborasi sebagai poin kunci. Serta, terus melakukan inovasi dan improvement sepanjang proses bisnis. "Setelah ada inisiatif-inisiatif itu, kami menindaklanjutinya dengan aksi dan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan komunikasi mencapai objektif yang ingin dicapai,” ujarnya. (ais)