Hari Anak Nasional menjadi momentum bagi Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) untuk memberikan pembekalan public speaking sejak dini kepada anak-anak.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hari Anak Nasional yang diperingati tanggal 23 Juli 2023 menjadi momentum yang tepat bagi Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) untuk membekali keterampilan public speaking bagi anak-anak. Apalagi kemampuan berbicara di depan publik ini menjadi salah satu subtema pada peringatan HAN tahun ini.
Hal ini dibenarkan oleh founder dan coach KOWA, Dyah Rachmawati Sugiyanto. Kepada PR INDONESIA secara tertulis, Minggu (23/7/2023), ia mengatakan, subtema yang dimaksud adalah “Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor”.
Tujuan dari subtema ini adalah untuk membangun kepedulian dan kesadaran anak Indonesia agar berani memperjuangkan atau menyuarakan hak-haknya. “KOWA sebagai platform pendidikan nonformal yang fokus pada bidang public speaking anak tentu menyambut baik dan mendukung semangat HAN 2023,” kata peraih Insan PR INDONESIA di ajang Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) 2022 ini.
Melalui Kelas Olah Wicara Anak – Liburan Tetap Asik (KOWALITAS), dengan tema Ajak Anak Berani Bicara Baik, KOWA mengadakan sejumlah agenda untuk memeringati hari anak tersebut. Mulai dari sesi mendongeng, gelar wicara, sampai peluncuran buku cerita anak. Acara berlangsung di RPTRA Maya Asri 13, Jakarta, Minggu (23/7/2023).
Kembali ke isu public speaking, Dyah berpendapat public speaking bukan tentang soal kemampuan berbicara saja. Public speaking memiliki makna yang filosofis. Jika diartikan secara harfiah, public speaking berarti berbicara kepada publik. Padahal sebenarnya berbicara tidak harus melalui kalimat yang diucapkan secara lisan.
“Public speaking adalah cara seseorang mengungkapkan dan menyampaikan gagasan yang bisa juga dilakukan melalui tulisan,” ujarnya. “KOWA ingin mengajak anak-anak Indonesia berani bicara baik, melalui lisan maupun tulisan,” imbuhnya.
Deandra Mazaya Calysta atau Dea Ramzie merupakan penulis buku Kisah 4 Putri Kerajaan Elemental. Buku tersebut ditulisnya di bawah bimbingan Dyah, setelah empat bulan efektif belajar di KOWA. “Awalnya Kak Dyah mengajarkan public speaking lalu menulis hingga menajdi buku ini,” kata Dea, sapaan karib Deandra.
Rina Yusuf Indrajaya, orang tua Dea Ramzie mengaku bangga dengan prestasi anaknya. Ia mengaku tak menyangka anaknya memiliki bakat menulis. Sebab, sebelum bergabung dengan KOWA, anaknya itu dikenal sosok yang introver. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2