
Bersama orang yang tepat, organisasi akan lebih mudah mengomunikasikan pesan-pesan penting sesuai strategi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Siapa yang berbicara sama pentingnya dengan apa yang dibicarakan. Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya peran juru bicara pada sebuah organisasi. Terlebih dalam situasi krisis, perannya sangat penting agar reputasi organisasi tidak terpuruk begitu dalam.
Namun, keberadaan juru bicara saja belum cukup. Menurut Chairman Kiroyan Partners Noke Kiroyan dalam kolom Public Affairs di Majalah PR INDONESIA edisi 109/Juli-Agustus 2024, dalam menjalankan perannya juru bicara harus merujuk kepada strategi komunikasi yang sudah dirancang secara matang. “Sekalipun ada juru bicara, sudah selayaknya disusun strategi komunikasi yang komprehensif, jelas dan berkelanjutan,” tulis Noke.
Terpenting dari itu semua adalah pemilihan juru bicara yang tepat. Sebab, bersama orang yang tepat organisasi akan lebih mudah mengomunikasikan pesan-pesan penting sesuai strategi. Lantas, bagaimana cara memilih juru bicara yang tepat? Melansir PR Daily, Selasa (11/3/2025), berikut empat di antara kiatnya.
1. Sesuaikan Profil Juru Bicara dengan Situasi
Tidak semua situasi membutuhkan CEO atau pejabat tertinggi untuk berbicara. Dalam situasi strategis seperti akuisisi, perubahan kepemimpinan, krisis fatal, kehadiran CEO dapat menunjukkan komitmen dan keseriusan organisasi. Sebaliknya, jika isu yang perlu disikapi bergulir dalam cakupan kecil, organisasi cukup menunjuk ahli internal atau kepala divisi sebagai juru bicara.
2. Utamakan Kredibilitas dan Keterampilan Komunikasi
Seorang juru bicara harus mampu berkomunikasi dengan percaya diri, artikulatif, dan tetap tenang di bawah tekanan. Oleh karena itu, pilih sosok dengan pemahaman pesan tingkat tinggi, punya kemampuan menyederhanakan isu kompleks, dan punya konsisten dalam narasi. Perlu pula dicatat, kredibilitas personal seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, hingga reputasi individu, akan sangat berpengaruh dalam komunikasi publik.
3. Gunakan Pihak Ketiga Jika Dibutuhkan
Mengandalkan pihak ketiga yang independen dan kredibel seperti akademisi atau tokoh masyarakat dapat menjadi alternatif yang efektif. Dalam konteks ini, pelibatan pihak eksternal dapat memperkuat pesan organisasi, mengurangi kesan bias, dan meningkatkan citra positif di mata publik.
4. Pastikan Konsistensi Pesan
Terlepas dari siapa yang akhirnya ditunjuk menjadi juru bicara, kejelasan pesan menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Pastikan juru bicara yang ditunjuk punya kredibelitas spesifik sesuai isu yang hendak direspons, guna memastikan pemahaman yang akan berdampak pada konsistensi pesan. Perlu digarisbawahi, pesan yang tidak sinkron hanya akan membingungkan audiens. Alih-alih memulihkan krisis, situasi tersebut justru dapat mengikis kepercayaan publik.
Demikian empat cara memilih juru bicara yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (eda)
- BERITA TERKAIT
- Penting! Ini 4 Kiat Memilih Juru Bicara yang Tepat
- Dari Penyiar hingga Praktisi PR, Semua Komunikator Wajib Bisa “Story Telling”
- Komunikasi, Modal Dasar Kader Posyandu dalam Promosi Kesehatan
- MAW Luncurkan Buku Kelima, Bahas Praktik Komunikasi Terbaik dari Para Praktisi
- Pentingnya Komunikasi Empati bagi Organisasi, Belajar dari Kasus Dokter Pemerkosa