Kolaborasi dan Komunikasi, Kunci Sukses Agenda Indonesia's FOLU Net Sink 2030

PRINDONESIA.CO | Selasa, 20/05/2025
Penasehat Senior Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Agus Justianto dalam Journalist Workshop on Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Bogor, Sabtu (17/5/2025),
doc/metro tv

Menurut Penasehat Senior Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Agus Justianto, media dapat mengangkat cerita-cerita inspiratif dari lapangan, memotret tantangan yang ada, serta membangkitkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam aksi iklim.

BOGOR, PRINDONESIA.CO – FOLU Net Sink menjadi salah satu strategi utama Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca melalui sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU). Agenda tersebut menargetkan pada tahun 2030 sektor kehutanan dan penggunaan lahan dapat menyerap emisi karbon ketimbang menghasilkan.

Dalam upaya menyukseskan aksi nasional tersebut, media dipandang memainkan peran krusial. Hal itu ditegaskan oleh Penasehat Senior Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Agus Justianto, yang menilai keberhasilan target di atas tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah dan dukungan teknis, tetapi juga pemahaman publik.

Agus menjelaskan, dalam agenda tersebut media dapat berperan sebagai jembatan antara kompleksitas kebijakan dan pemahaman publik melalui narasi yang kuat dan akurat. “Media dapat mengangkat cerita-cerita inspiratif dari lapangan, memotret tantangan yang ada, serta membangkitkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam aksi iklim,” ujar Agus dalam Journalist Workshop on Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Bogor, Sabtu (17/5/2025), dikutip dari Metrotvnews.com.

Agus melanjutkan, narasi positif tidak berarti menutupi tantangan, melainkan mengangkat harapan dan mendorong perubahan perilaku kolektif. Adanya kolaborasi, katanya, menjadi kunci bagi pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta dan media agar bisa berjalan beriringan dalam hal berbagi informasi dan tanggung jawab.

Komunikasi Lingkungan Keberlanjutan

Sementara itu Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Prof. Dr. Anter Venus menyoroti pentingnya efektivitas komunikasi dalam gerakan FOLU Net Sink, terutama pada tataran efektif kognitif, afektif, dan konatif yang ia nilai perlu diteliti lebih lanjut. “Aspek risiko dan manfaat kurang tertangkap khalayak nonpublik, isu iklim ini hadir dengan segala kerumitannya, maka perlu adanya komunikasi keberlanjutan,” ujarnya dikutip dari Tugubandung.id, Minggu (18/5/2025).

Menurut peraih gelar Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian IPB itu, komunikasi keberlanjutan memiliki peran penting dalam mendukung dan mempromosikan praktik-praktik keberlanjutan. Terutama ketika menghadapi isu yang kompleks, berdampak jangka panjang, dan disampaikan kepada komunitas dengan tingkat literasi yang beragam.

Mengutip penelitian Safina dalam buku A Passion for This Earth: Writers, Scientist, and Activists Explore Our Relationship with Nature and the Environment (2008), untuk menjaga masyarakat bergerak menuju keberlanjutan, komunikator lingkungan atau konservasionis  harus bekerja dengan terampil. Dalam hal ini, upayanya harus melibatkan perasaan untuk menggabungkan informasi ilmiah dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih luas.

Seakan menambahkan, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kehutanan Krisdianto menekankan pentingnya kemitraan, dan perlunya komunikasi yang efektif. “Sehingga publik dan media memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai kontribusi Indonesia dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global,” ungkapnya. (eda)