
Menurut Manager of Corporate Communication & Relations PT Pertamina International Shipping (PIS) Vega Pita, dalam menjalankan taktik komunikasi, perusahaan juga harus mengomunikasikan arah bisnis yang mengedepankan keberlanjutan agar tidak menjadi greenwashing di tengah perbincangan masyarakat.
DEPOK, PRINDONESIA.CO - Peran praktisi public relations (PR) semakin strategis dalam mengorkestrasi narasi, nilai, dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Sebab, keberhasilan perusahaan hari ini tidak cukup dilihat dari kinerja finansial saja, tetapi juga dari kontribusi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Disampaikan oleh Manager of Corporate Communication & Relations PT Pertamina International Shipping (PIS) Vega Pita, pendekatan berbasis pemetaan isu dari berbagai stakeholder merupakan hulu dari keberhasilan strategi komunikasi PR terkait kinerja finansial maupun kontribusi sosial perusahaan.
Dalam konteks PIS dengan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bertajuk BerSEAnergi untuk Laut yang mengusung sejumlah aktivasi seperti penanaman mangrove hingga konservasi hiu paus, terangnya, isu-isu environmental, social, dan governance (ESG) yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat turut dijadikan landasan utama dalam membuat program komunikasi yang relevan dan berdampak.
Dari segi taktik, lanjutnya, PT PIS menjalankan pendekatan PESO Model. Namun, tegas Vega, dalam implementasinya perusahaan harus juga mengomunikasikan arah bisnis yang mengedepankan keberlanjutan, agar tidak menjadi greenwashing di tengah perbincangan masyarakat.
“Jadi, tidak bisa kita hanya komunikasi soal program TJSL, tanpa membicarakan komitmen nyata perusahaan dalam operasional bisnis. Dalam hal ini, PT PIS telah melakukan peremajaan kapal. Hal tersebut memungkinkan emisi yang lebih kecil karena pembakaran di mesin lebih sempurna,” ujarnya dalam Grand Closing Awarding PRAction 2025 x Makaravox UI di Gedung Auditorium Vokasi UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/5/2025).
Mengukur Keberhasilan
Tak kalah penting dari strategi dan taktik adalah pengukuran keberhasilan program komunikasi. Dalam konteks program BerSEAnergi untuk Laut, kata Vega, keberhasilan tidak hanya dilihat dari statistik publikasi dan viralitas media sosial, tetapi juga melalui corporate shared value atau creating shared value (CSV).
“Pengukuran CSV ini melihat keberadaan perusahaan harus berbanding lurus dengan tumbuhnya kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Misalnya, dengan PIS merekrut cadet pelaut dari desa-desa pesisir, membina anak muda untuk berkarier di dunia pelayaran, memberdayakan istri pelaut melalui kerajinan yang kemudian diserap sebagai merchandise perusahaan,” paparnya.
Dengan itu semua, tandas Vega, inisiatif TJSL dari PT PIS pada akhirnya bukan sekadar program sosial, tetapi bagian integral dari proses bisnis yang berkelanjutan. (eda)
- BERITA TERKAIT
- Menengok Strategi Komunikasi PT PIS dalam Program BerSEAnergi untuk Laut
- Belajar Menangani Krisis Komunikasi dari Dua Perusahaan Transportasi Tanah Air
- Menengok Strategi PT KAI Menangani Krisis Komunikasi
- Urban Republic Libatkan “Influencer” dalam Stratkom Program UR Zero Waste
- Coba Pendekatan Komunikasi Baru, Lion Parcel Perkenalkan CEO Virtual