Rebranding dapat dilakukan karena berbagai alasan. Apa saja sebenarnya faktor yang mendorong korporasi untuk melakukan rebranding?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hari ini, di Jakarta, Kamis (23/11/2023), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (DPLK Tugu Mandiri) resmi melakukan rebranding dengan mengubah logo beserta namanya menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan PertaLife Insurance (DPLK PertaLife).
Di hadapan para pewarta, Direktur Utama PertaLife Insurance Hanindio W. Hadi mengatakan, langkah itu dilakukan sebagai bentuk strategi korporasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Di samping memperkuat identitas merek sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero) dan PT Timah Tbk.
Dikatakannya, upaya ini juga sejalan dengan program transformasi berkelanjutan PertaLife Insurance yang mencakup tiga pilar utama. Antara lain, People & Organization, Business Process & ERP, dan Product.
Apa itu rebranding? Menurut Muzellec, Laurent and Mary Lambkin and Manus Doogan dalam bukunya berjudul Corporate Rebranding (2003), seperti dilansir dari startfriday.asia, definisi rebranding adalah membuat nama baru yang mencerminkan posisi berbeda dalam pikiran stakeholder dan membedakan identitas dari pesaing.
Lantas, faktor apa saja sebenarnya yang mendorong korporasi harus melakukan rebranding? Masih dikutip dari sumber yang sama, perusahaan konsultan branding itu merangkum setidaknya ada lima faktor yang mengharuskan korporasi melakukan rebranding. Antara lain:
1. Adanya Ketidakselarasan Persepsi
Perbedaan persepsi brand antara internal dengan eksternal dapat disebabkan karena korporasi kurang melakukan perencanaan strategi. Adanya ketidakselarasan ini dapat berdampak terhadap menurunnya laba perusahaan. Solusinya, korporasi perlu kembali menyelami kebutuhan audiens dan merancang strategi brand baru yang lebih relevan.
2. Mencari Audiens Baru
Target pasar yang jelas dapat memudahkan perusahaan pada saat melakukan persiapan dalam menerapkan strategi komunikasi dan memahami audiensnya dengan lebih baik. Hal ini penting karena akan menentukan kesesuaian pesan, merek, dan produk. Dengan demikian, rebranding menjadi salah satu jalan keluar yang perlu dilakukan oleh korporasi apabila pesan kunci dari brand, bahasa, dan kemasan tidak efektif dengan pasar dan audiens yang disasar.
3. Revitalisasi Merek
Rebranding diperlukan ketika terputusnya hubungan antara brand dengan audiens. Dengan adanya revitalisasi brand, perusahaan dapat mengubah strategi. Contoh, dulu brand diminati orang tua, seiring perkembangan zaman, peminatnya bergeser ke generasi muda.
4. Ketinggalan Zaman
Visual branding memiliki peran krusial karena menghubungkan antara merek dengan target audiens. Logo dan warna yang ketinggalan zaman membuat korporasi kesulitan bersaing dengan kompetitor. Langkah mengganti visual ini sekaligus bertujuan untuk memberi penyegaran guna menarik audiens baru dalam memahami posisi dan nilai dari suatu brand.
5. Perubahan Misi Perusahaan
Perkembangan perusahaan dari kecil ke besar dapat memicu perubahan misi. Rebranding harus dilakukan untuk menyesuaikan visi dan misi dengan tantangan yang lebih besar.
Itulah lima faktor yang dapat memacu korporasi untuk melakukan rebranding. (jar)
- BERITA TERKAIT
- Grup MIND ID Realisasikan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan
- Inovasi BIG MIND Hadirkan Dampak Positif Penguatan Kinerja
- Grup MIND ID Hadirkan Masa Depan Pertambangan di D Futuro Futurist Summit 2024
- Kompetisi MediaMIND 2024: Mendukung Hilirisasi Menuju Indonesia Emas 2045
- Kecerdasan Buatan Memungkinkan Penyusunan SR Menjadi Lebih Mudah dan Murah