
Head of PR, Marcom & Event Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto berbagi rahasia perusahaan dalam membangun dan merawat kepercayaan publik di PR Webinar Series #1 besutan HUMAS INDONESIA. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kepercayaan publik merupakan hal terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bisnis. Namun, bagi perusahaan dengan produk tak kasat mata seperti asuransi yang “menjual” janji, membangun kepercayaan publik bukan perkara gampang. Hal tersebut diperkuat oleh data Edelman Trust Barometer (2024) yang mengungkap bahwa secara global, sektor keuangan termasuk asuransi berada di ujung terbawah dalam konteks kepercayaan publik.
Kendati demikian, kepercayaan publik terhadap perusahaan asuransi bukan tidak mungkin diupayakan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk itu adalah membangun reputasi berbasis nilai (value) inti perusahaan, seperti dijalankan Asuransi Astra lewat komitmen Peace of Mind (POM).
Disampaikan oleh Head of PR, Marcom & Event Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto dalam PR Webinar Series #1 bertajuk Merawat Kepercayaan Publik dan Reputasi di Era Digital: Akuntabilitas Komunikasi Bisnis Jasa Keuangan di Tengah Ketidakpastian besutan HUMAS INDONESIA, Rabu (11/6/2025), POM adalah komitmen perusahaan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan, lewat layanan yang inovatif hingga perhatian terhadap kebutuhan maupun aspirasi pelanggan.
Iwan menjelaskan, POM bukan sekadar jargon atau slogan semata. Lebih dari itu, ia adalah nilai yang terintegrasi pada setiap strategi komunikasi, untuk menghidupkan nilai perusahaan kepada target audiens. “Kami membentuk kepercayaan lewat nilai itu, karena yang kami jual adalah peace of mind, bukan cuma polis,” ujarnya.
Transparansi, Tanggap, dan Teknologi
Lebih Lanjut, peraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Multimedia Nusantara itu berpandangan, strategi komunikasi di industri asuransi setidaknya harus bertumpu pada tiga kata kunci, yakni transparansi, tanggap, dan teknologi. Aspek transparansi, katanya, tidak cukup hanya ditampilkan, tetapi juga disampaikan secara utuh dan jelas. Mulai dari edukasi proses klaim, persyaratan hingga testimoni pelanggan. “Semua perlu dikomunikasikan dengan bahasa yang membumi,” imbuhnya.
Soal ketanggapan, lanjutnya, merupakan hal vital untuk diupayakan melalui saluran komunikasi digital. Ini mengingat interaksi publik telah menuntut kecepatan. Namun, tegas Iwan, kecepatan respons terhadap keluhan pelanggan harus tetap dibarengi dengan pendekatan human caring. “Jangan seperti robot,” imbaunya.
Sementara itu pada aspek teknologi, Iwan menekankan, pemanfaatannya secara optimal kian penting karena dapat membantu memperkuat relasi personal selain tentunya menghadirkan efisiensi, sebagaimana saat ini Asuransi Astra sudah menjalankan layanan klaim melalui video call, hingga aplikasi untuk menjawab kebutuhan konsumen. “Peace of Mind in your pocket, artinya kita ingin memastikan untuk terus selalu hadir dan mudah diakses kapanpun dan dimanapun,” tutupnya. (eda)
- BERITA TERKAIT
- Meminimalkan Jejak Digital Negatif dengan Komunikasi Proaktif Ala Bank BTN
- Komunikasi Edukatif dan Kreatif, Cara DBS Indonesia Bangun Kepercayaan Publik
- “Word Of Mouth”, Strategi PNM Kelola Komunikasi dengan Nasabah
- Menengok Strategi Asuransi Astra Merawat Kepercayaan Publik
- Turnamen Futsal, Cara Informal Indonesia Re Perkuat “Stakeholder Relations”