Gen Z dan milenial mendominasi pemilih Pemilu 2024. Hak suara mereka memegang peran penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO —Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan didominasi oleh kaum Gen Z dan milenial dengan rentang usia di antara 17-39 tahun sebanyak mendekati 60 persen.
Dengan demikian keberadaan Gen Z dan milenial berperan penting pada Pemilu 2024, baik sebagai pemilih yang memberikan hak suaranya, penyelenggara, bahkan menjadi peserta pemilu. Diskusi ini menghangat di acara webinar bertajuk ‘’Preferensi Generasi Z dalam Pesta Demokrasi 2024’’ yang diselenggarakan oleh Institut Pengembangan Kepemimpinan Muda Indonesia (Ipekami), Sabtu (16/12/2023).
Direktur Eksekutif StratPol Communication Verdy Firmantoro yang didapuk sebagai pembicara siang itu mengatakan, Gen Z harus berpartisipasi aktif sejak dini. Sebab, keterlibatannya akan menentukan Indonesia Emas 2045.
‘’Gen Z hari ini jangan sampai dijadikan objek politik. Kita bisa ikut berperan dalam level penentu kebijakan politik,” kata dosen Komunikasi Politik di Universitas Brawijaya ini. Caranya, menyampaikan ide dan kritik konstruktif pada para pemangku kebijakan.
Sejalan dengan Verdy, pendiri dan CEO Produktifkuy Esther Lubis yang turut hadir sebagai pembicara memberikan tanggapan yang sama. Esther mengajak partisipan (Gen Z) agar lebih selektif dalam memilih pemimpin dan menghindari menjadi golongan putih (golput) saat Pemilu.
‘’Teman-teman Gen Z harus lebih proaktif dan selektif dalam memilih pemimpin. Jangan melupakan background checking masing-masing pasangan calon (paslon), hindari golput. Sebab, golput bisa merugikan diri kita sendiri,’’ katanya.
Persiapan Pemilu 2024
Dilansir dari unesa.ac.id, ada empat hal yang harus dipersiapkan oleh Gen Z saat hendak mengikuti Pemilu 2024. Pertama, persiapan diri dan cek Daftar Pemilih Tetap (DPT). Cek DPT berfungsi untuk memastikan nama pemilih yang akan menyumbangkan suara pada pemilu sesuai dengan keadaan yang ada.
Kedua, cek riwayat hidup calon pemimpin melalui sumber yang kredibel. Riwayat hidup dari calon pemimpin dapat dijadikan patokan dalam melihat cara memimpin, prestasi ataupun kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya.
Ketiga, identifikasikan visi dan misi calon pemimpin. Visi misi dapat dikatakan baik apabila sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki potensi untuk direalisasikan (bersifat realistis). Pastikan mengecek terlebih dahulu visi misi masing-masing pasangan calon, sebelum menetapkan pilihan.
Keempat, menekan potensi kecurangan pemilu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara ikut serta dalam mengawal Pemilu 2024. Pengawalan yang bisa dilakukan yaitu melaporkan pelanggaran kampanye, penyalahgunaan data, ataupun bentuk kecurangan lainnya pada pihak yang memiliki kewenangan. (hur/jar)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2