Pentingnya Juru Bicara Pemerintahan dalam Dunia "Public Relations"

PRINDONESIA.CO | Jumat, 05/01/2024 | 1.751
Juru bicara punya peran mengontrol keluarnya informasi kepada publik.
Foto Freepik

Juru bicara memegang peranan penting untuk mengontrol informasi publik yang keluar dari lembaga pemerintahan itu sendiri.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Peran juru bicara (jubir) dalam komunikasi pemerintahan sangatlah vital. Jubir sebagai bagian public relations (PR) menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi terkait segala sesuatu yang terjadi di instansi pemerintahan.

Suprawoto dalam bukunya Government Public Relations: Perkembangan dan Praktik di Indonesia (2018) memposisikan PR pemerintah sebagai fungsi manajemen komunikasi dari sebuah pemerintahan, yang tanggap membina hubungan timbal balik dengan warga negaranya.

Karena memiliki tanggung jawab dan pekerjaan yang kompleks, seorang jubir membutuhkan kerja sama tim yang solid. Umumnya, dalam sebuah tim humas biasanya ada satu atau lebih orang yang menjadi jubir.

Hal ini dilakukan agar penyaluran informasi yang keluar dari pihak lembaga pemerintahan itu berjalan melalui satu pintu saja. Di sisi lain, hal ini tentunya memudahkan para jurnalis untuk mencari pihak untuk dimintai informasi yang pasti.

Adapun kekuatan jubir dalam PR pemerintahan adalah membangun agenda setting untuk mengontrol segala informasi yang ada. Agenda setting penting bagi instansi pemerintahan agar semua informasi yang sampai ke media massa secara konsisten dapat mempengaruhi masyarakat. Dalam penerapan agenda setting, tiap informasi pasti melalui proses pembingkaian lebih dahulu (framing).

Lebih lanjut, di masa kini jubir yang membuat agenda setting dalam pemerintahan berhadapan dengan jurnalis yang terkekang peningkatan produksi berita dan batas waktu yang sangat padat.

Franklin, dkk, dalam bukunya Journalism, News Sources and Public Relations (2009) mengkategorikan wartawan saat ini sebagai wartawan pasif (passive journalist), sementara Taylor dalam bukunya Protocol Journalism as a Framework for Understanding Public Relaitons Media Relationship in Kosovo (2008) menyebutnya sebagai wartawan protocol (protocol journalist).

Kedua penjelasan itu memiliki pengertian yang serupa, yakni jurnalis yang menelan mentah-mentah informasi dari juru bicara. Tipe wartawan ini kerap dianalogikan sebagai corong dari PR. Di titik itulah juru bicara sebagai bagian penting dari public relations memegang peranan penting dalam suatu instansi pemerintahan. (dlw)