Catat! Aspek Penting Pemimpin ini Bisa Membangun Reputasi Perusahaan

PRINDONESIA.CO | Selasa, 23/01/2024 | 1.043
Bagi Oni Marbun, Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan, ada tiga aspek yang harus dimiliki pemimpin untuk membangun reputasi perusahaan.
Dok. MAW Talk

Reputasi perusahaan bisa bergantung kepada karakteristik seorang pemimpin. Apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin?

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pemimpin suatu organisasi memegang peran krusial dalam mengelola reputasi perusahaan. Dalam kaitannya, terdapat beberapa aspek dalam diri pemimpin yang bisa berdampak baik bagi proses membangun reputasi perusahaan. Hal tersebut disampaikan Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun, dalam acara MAW Talk bersama CEO sekaligus founder PR INDONESIA Asmono Wikan, Rabu (17/1/2024).

Oni merangkum tiga aspek penting yang diperlukan oleh seorang pemimpin untuk membangun reputasi positif perusahaan. Pertama adalah karakteristik. Menurutnya, karakteristik pemimpin sangat memengaruhi segala keputusan yang diambil untuk perusahaan. "Karakteristik ini menentukan peran seorang pemimpin dalam mengemban tanggung jawabnya," ungkapnya.

Kedua, seorang pemimpin harus memiliki tujuan atau visi yang jelas ke depannya. Dengan pemahaman ini, pemimpin bisa memastikan operasional perusahaan berjalan lancar dan kesuksesan dapat dicapai secara menyeluruh.

Ketiga, pemimpin harus memiliki sifat melayani. Peraih gelar Master Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) tersebut menggunakan istilah "Tutwuri Handayani". Istilah itu memiliki makna di depan memberi teladan, di tengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif), dan di belakang mendorong (dukungan moral).

Terkait sifat melayani tersebut, Oni merujuk pada pernyataan pionir dalam ilmu kepiawaian Scott Munson Cutlip, bahwa seorang pemimpin perlu menjadi ahli dalam memberikan rekomendasi atau "expert prescriber". "Seorang pemimpin harus memiliki keahlian yang dapat memberikan masukan atau semacam resep untuk menemukan solusi," tambahnya.

Pemimpin juga perlu memiliki keterampilan sebagai fasilitator komunikasi untuk hubungan eksternal maupun internal perusahaan. Ini melibatkan kemampuan mendengarkan dengan cermat. Karena kunci memberikan solusi adalah terlebih dahulu menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengarkan, pemimpin dapat menyediakan informasi dan memberikan solusi.

Tak cuma itu, menurut Oni seorang pemimpin harus berperan sebagai leader dan user dalam memfasilitasi penyelesaian masalah (problem-solving). Baginya, seorang pemimpin tidak boleh bertindak seperti teknisi yang hanya dapat mengeksekusi, menerima perintah, dan melakukan apa yang diinstruksikan. "Itu bukanlah kepemimpinan," tutupnya. (jar)