Menurut Head of Corporate Communication PR Unilever Indonesia Tbk Kristy Nelwan, etika yang dapat diejawantahkan lewat komunikasi transparan dan tidak menipu, bisa menjadi penolong ketika terjadi krisis.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Bagi Head of Corporate Communication PR Unilever Indonesia Tbk Kristy Nelwan, etika merupakan kunci penting dalam proses komunikasi. Hal itu ia sampaikan saat berdiskusi dengan founder sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan, dalam MAW Talk #38 bertajuk “Komunikasi Tanpa Etika? Yang Bener Aja, Rugi Dong”, Jumat (16/2/2024).
Kristy menjelaskan, sifat kritis publik dewasa ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan etika kian penting diperhatikan dalam komunikasi. Menurutnya, masyarakat saat ini punya kecenderungan merespons buruk komunikator yang dinilai tidak sesuai dengan etika.
Walaupun demikian, peraih gelar Master of Arts International Communication dari University of Leeds itu mengakui, situasi tersebut bisa menjadi bias di masyarakat. Sebab, setiap individu memiliki penafsirannya tersendiri terhadap etika.
Oleh karena itu, menurut Kristy, salah satu cara untuk menghindari bias adalah menyamakan definisi tentang etika yang dimaksud. “Sebenarnya definisi etika itu kita benar-benar sepaham atau tidak,” ujar Kristy.
Lebih lanjut, perempuan yang pernah menjabat VP-Head of Corporate Communications Gojek itu mengatakan, hal terpenting dalam berkomunikasi adalah tata cara penyampaian, dan kesesuaian konten dengan fakta.
Baginya, hal tersebut merupakan wujud pemahaman komunikator atas situasi yang berlangsung, dan lawan bicara yang tengah dihadapi. Selain dua hal tersebut, memiliki tujuan yang jelas juga harus menjadi perhatian.
Dari semua itu, Kristy meyakini, tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan akan tercapai apabila ditopang etika. Sebaliknya tanpa etika, audiens akan berfokus pada hal yang kurang penting dan membuat pesan tidak tersampaikan dengan baik.
Penolong Saat Krisis
Sebagai praktisi komunikasi di sektor swasta dengan rentang pengalaman 20 tahun, Kristy meyakini, etika komunikasi sangat berperan dalam menyukseskan agenda bisnis suatu perusahaan yang menyangkut persepsi stakeholder.
Ia menjelaskan, jika suatu perusahaan tidak mengedepankan etika dalam menjalankan bisnisnya, maka departemen public relations (PR) akan kesulitan merancang strategi untuk mengomunikasikan perusahaan tersebut.
Lebih lanjut, menurut Kristy, dengan mengedepankan etika di samping orientasi terhadap laba, perusahaan juga dapat memitigasi risiko krisis. Baginya, etika yang dapat diejawantahkan lewat komunikasi transparan dan tidak menipu, bisa menjadi penolong ketika terjadi krisis. “Risikonya bisa dihadapi dengan lebih tenang, karena sudah dapat kepercayaan dari stakeholder,” pungkasnya. (dlw)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab