
Menurut Division Head Corporate Communication PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima, reputasi yang kokoh hanya akan tercapai jika citra yang ditampilkan benar-benar merefleksikan realitas di dalam organisasi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Dalam konteks korporasi modern, reputasi bukan hanya tentang citra yang terlihat di luar, tetapi juga kepercayaan (trust) yang menentukan apakah organisasi dapat bertahan dan terus tumbuh di tengah perubahan zaman. Hal itu disampaikan oleh Division Head Corporate Communication PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk Meutia Prima.
Dijelaskannya dalam MAW Talkshow #66 bertemakan Reputasi di Tengah Tantangan Erosi Kepercayaan: Bagaimana Solusi Strategisnya? yang digelar secara virtual, Selasa (14/10/2025), reputasi bagi PGN bukan sekadar bagaimana publik melihat perusahaan, tetapi lebih kepada bagaimana kepercayaan terbentuk dan dijaga. “Karena pada akhirnya, trust itulah yang menjadi dasar keberlangsungan dan pertumbuhan organisasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Meutia mengatakan, bagi PGN reputasi adalah tentang social license to operate yang menjadi jembatan untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap keberadaan dan kinerja perusahaan. Dalam konteks ini, lanjutnya, pihaknya mengusung semangat accelerating progress yang dikembangkan menjadi accelerating integrity sebagai pendekatan komunikasi.
Lewat pendekatan tersebut, terang Meutia, PGN menekankan pentingnya keselarasan antara narasi yang disampaikan dengan aksi nyata. Sebab, menurutnya, tantangan terbesar dalam membangun reputasi bukan hanya menghadapi informasi negatif, tetapi menjaga keseimbangan antara citra dan realitas. “Reputasi yang kokoh hanya dapat tercapai jika citra yang kita tampilkan benar-benar merefleksikan apa yang terjadi di dalam organisasi,” jelasnya.
Tiga Aspek Reputasi
Guna menjaga kekohoan reputasi, Meutia melanjutkan, PGN memandang tiga aspek penting yang mencakup internal, eksternal, dan sistem tata kelola. Aspek internal, katanya, memungkinkan reputasi dibangun dengan penguatan budaya komunikasi dan penyelarasan nilai di seluruh lapisan karyawan. “Kami memastikan seluruh perwira PGN memahami narasi perusahaan secara utuh sehingga komunikasi keluar pun akan lebih selaras dengan nilai yang diusung,” katanya.
Sementara dari aspek eksternal, PGN menekankan pentingnya membangun persepsi publik yang sehat melalui kolaborasi dengan media massa dan pemanfaatan kanal digital. “Press release bukan satu-satunya cara berkomunikasi, PGN juga aktif di media sosial dan berbagai kanal digital untuk menjangkau publik dengan cara yang lebih interaktif dan relevan,” tambahnya.
Terakhir, aspek sistem tata kelola dan transparansi. Menurutnya, elemen ini penting dalam memperkuat integrasi komunikasi di lingkungan perusahaan. Dalam praktiknya, fungsi corporate communication sebagai jembatan untuk menyuarakan narasi korporasi. “Integrasi data dari lintas divisi menjadi kunci agar setiap informasi yang disampaikan ke publik benar-benar terverifikasi dan valid sehingga mendukung penerapan tata kelola yang transparan dan tidak menimbulkan gap antara citra dan realitas,” ujarnya. (EDA)
- BERITA TERKAIT
- Menengok Reputasi dari Sudut Pandang PT Pertamina Gas Negara
- Menengok Strategi Komunikasi Rupiah Cepat Hadapi Dinamika Industri Fintech
- Jasa Raharja Dorong Komunikasi Akuntabel Melalui Sistem “GCG”
- Dorong Komunikasi Inklusif, Pertamina Patra Niaga IT Bitung Gaet Komunitas Tuli
- PalmCo Perkuat Transparansi Komunikasi dengan “Owned Media” Anyar