Strategi Takeda Indonesia Mengampanyekan Pencegahan DBD

PRINDONESIA.CO | Senin, 25/03/2024
Acara talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD dan buka puasa bersama yang diselenggarakan oleh Takeda Indonesia dan Kementerian Kesehatan, Kamis (21/3/2024).
Dok. Takeda Indonesia

Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan menjadi salah satu strategi PT Takeda Indonesia untuk mengampanyekan pencegahan demam berdarah (DBD) di Indonesia.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO— Penyakit demam berdarah (DBD) masih menjadi isu serius di Tanah Air. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi menyampaikan, hingga minggu ke-11 tahun 2024 telah tercatat 35.556 kasus DBD dengan 290 kematian. Sejalan, per bulan Maret ini sejumlah wilayah di Indonesia seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kabupaten Nagaekeo, menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) DBD.

Menyikapi perkembangannya, kata dr. Imran, setidaknya ada tiga langkah yang bisa diupayakan untuk menanggulangi DBD. Pertama mengendalikan lingkungan lewat pemberantasan sarang nyamuk. Kemudian mengendalikan manusia melalui vaksinasi DBD. Terakhir, mengendalikan nyamuk dengan pengembangan teknologi Wolbachia berupa bakteri yang dapat melumpuhkan virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes Aegepti.

Dalam praktiknya, dr. Imran menegaskan, ketiga langkah tersebut memerlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat dan sinergi yang kuat antara sektor pemerintah dan swasta. ”Implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan mulai dari tingkat terkecil yakni keluarga,” kata dr. Imran dalam talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD yang diselenggarakan Takeda Indonesia bersama Kemenkes, Kamis (21/3/2024).

Adapun peran dan sinergi yang dimaksud dr. Imran tersebut telah coba diwujudkan Takeda Indonesia dengan kolaborasi bersama Kemenkes, melalui penyusunan program kerja dan eksekusi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD.

Didukung Empat Strategi Komunikasi

Dalam menjalankan kampanye tersebut, Public Affairs Manager Takeda Indonesia Ferdo Pratama menjelaskan, pihaknya mengedepankan empat strategi komunikasi. Pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan bahaya DBD, melalui kegiatan 360° communications dengan memanfaatkan berbagai platform untuk mengangkat isu terkait.

Adapun kolaborasi dengan Kemenkes termasuk dalam strategi kedua. Di sini, Takeda Indonesia menjadikan kementerian di bawah komando Budi Gunadi Sadikin itu sebagai mitra strategis dari sektor pemerintah, dalam mendukung program Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025. “Kolaborasi dengan Kemenkes dilakukan guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan menggalang dukungan lintas sektor,” terang Ferdo ketika mempresentasikan kampanye tersebut di hadapan dewan juri The 9th PR INDONESIA Awards (PRIA), Rabu (24/1/2024).  

Sementara untuk strategi ketiga adalah mengadvokasi pencegahan inovatif DBD seperti vaksinasi, dengan mendorong implementasinya oleh pemangku kepentingan terkait. Sedangkan strategi keempat adalah membangun koalisi public-private dengan berjejaring bersama Kemenkes dan Kaukus Kesehatan DPR RI, guna menjadikan DBD sebagai isu prioritas.

Ferdo menyampaikan, keempat strategi dan taktik komunikasi tersebut berhasil mencatatkan pencapaian positif, di antaranya 689 peliputan dari media, dan total 1.436.097 keterjangkauan di media sosial selama periode kampanye. Selain itu, perusahaan farmasi berbasis inovasi tersebut juga berhasil menjadi co-founder dari koalisi multi-stakeholders sebagai inovator, dan menghimpun dukungan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah. (HUR)