10 Kemampuan Praktis yang Sering Tidak Diajarkan di Jurusan PR

PRINDONESIA.CO | Kamis, 30/05/2024 | 1.284
10 kemampuan praktis yang tidak dipelajari di perguruan tinggi.
Dok. Harry Tumengkol

Menurut Co-founder sekaligus Partner Image Dynamics Harry Tumengkol, setidaknya ada 10 kemampuan praktis yang jarang diajarkan di jurusan Public Relations (PR). Apa saja?

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kesenjangan antara kompetensi lulusan public relations (PR) dengan kebutuhan industri seumpama penyakit menahun. Hal tersebut terbukti dari keluh kesah yang hampir selalu disampaikan pelaku industri. Sebagian besar dari mereka menilai, lulusan PR hari ini cenderung hanya memiliki pemahaman teori nyaris sempurna, tetapi gagal menunjukkan keterampilan praktis yang dibutuhkan industri.

Co-founder sekaligus Partner Image Dynamics Harry Tumengkol berpendapat, kondisi tersebut dipengaruhi oleh kecenderungan institusi pendidikan yang masih banyak meluluskan mahasiswa dengan keterampilan kurang relevan. “Pemberi kerja saat ini membutuhkan kandidat dengan keterampilan PR versi 4.0 yang lebih maju, sementara institusi pendidikan masih banyak meluluskan mahasiswa dengan keterampilan PR versi 1.0,” kata Harry kepada PR INDONESIA, Rabu (29/5/2024).

Dalam konteks tersebut, menurut Harry, institusi pendidikan harus membekali lulusan PR dengan seperangkat kompetensi fundamental agar dapat bersaing dengan nilai jual tinggi. Di antara kompetensi itu, katanya, adalah komunikasi dan konten, hubungan media, riset dan analitik, hingga manajemen klien dan proyek. “Seringkali jurusan PR tidak memasukkan keterampilan praktis dalam kurikulumnya,” kesahnya.

Meski demikian, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI) periode 2024-2027 Sari Soegondo meyakini kurikulum perguruan tinggi selalu mengacu kepada kebutuhan industri. “Ini didasari pada kesadaran bahwa sektor apa pun, termasuk PR dan komunikasi, dihadapkan dengan tantangan yang sangat beragam,” ujarnya saat dihubungi terpisah, Rabu (10/4/2024).

Adapun secara umum, kata Harry, terdapat 10 kemampuan praktis yang sering tidak diajarkan di jurusan PR. Berikut uraiannya.

1. Media Monitoring & Reporting

Kemampuan memantau liputan media dan menyusun laporan pemberitaan media dan tren tentang suatu topik.

2. Undangan Media

Memilih, menyusun dan mengundang media untuk acara pers, konferensi, wawancara, kunjungan, dan acara terkait media lainnya.

3. Distribusi Siaran Pers dan Story Pitch

Keterampilan dalam mendistribusikan siaran pers secara efektif dan menawarkan ide cerita kepada jurnalis dan media.

4. Pengembangan Story Matrix

Kemampuan mengembangkan kerangka kerja strategis untuk bercerita dan menyampaikan pesan di berbagai platform.

5. Mengelola Konferensi Pers / Media Gathering

Kemampuan merencanakan, mengorganisir, dan melaksanakan konferensi pers maupun acara media lainnya.

6. Manajemen Media Sosial

Memahami berbagai platform dan tools media sosial, perencanaan kolaborasi, manajemen influencer/key opinion leader (KOL), pengembangan konten, produksi, dan analisis.

7. Pengukuran dan Evaluasi

Memahami teknik pengukuran dan mengenal metode evaluasi dasar, termasuk model AMEC (International Association for Measurement and Evaluation of Communication) untuk menganalisis efektivitas PR.

8. Dokumen Briefing/Komunikasi

Kemampuan menyusun dokumen briefing atau pedoman komunikasi untuk panduan aktivitas dan kampanye PR.

9. Menyusun Dokumen RFP

Kemampuan memahami dan menyiapkan dokumen (RFP) untuk mengajukan permintaan jasa PR kepada agensi atau vendor.

10. Model PESO dan Merged Media

Memahami model PESO (Paid, Earned, Shared, Owned) dan kemampuan mengintegrasikan berbagai saluran media sebagai bagian dari kampanye PR yang komprehensif.

Demikian 10 kemampuan praktis yang dianggap jarang dipelajari di jurusan PR oleh pelaku industri. Semoga bermanfaat. (dlw)