Perguruan tinggi dengan program studi public relations (PR) selalu berusaha untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri. Namun, dinamika industri yang begitu pesat membuat kesenjangan kompetensi antara lulusan PR dengan kebutuhan pemberi kerja tetap terjadi.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan angka pengangguran di Indonesia sejak Februari 2023 sebesar 0,54 dibandingkan Agustus 2023. Namun, ironisnya, jumlah lulusan perguruan tinggi yang menganggur justru meningkat. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri.
Masih dari data BPS, per Agustus 2023, diketahui jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi baik Diploma maupun Sarjana justru mengalami peningkatan. Jumlah pengangguran lulusan Diploma I, II, dan III meningkat dari 4,59% (Agustus 2022) menjadi 4,79% (Agustus 2023). Sementara lulusan Diploma IV, S-1, S-2, dan S-3 dari 4,80% (Agustus 2022) menjadi 5,18% (Agustus 2023).
Jurusan Ilmu Komunikasi, yang selalu menjadi pilihan populer bagi calon mahasiswa, ternyata turut menyumbang jumlah pengangguran. Prospek kerja yang luas di atas kertas tidak sesuai dengan realita di lapangan. Banyak lulusan Ilmu Komunikasi mengalami kesulitan dalam mencari kerja karena persaingan yang ketat. Bahkan, melansir detik.com, 16 November 2023, tak sedikit yang menyesali pilihan jurusan mereka.
- BERITA TERKAIT
- Komunikasi Publik di Persimpangan: Tantangan dan Peluang Pemerintahan Baru
- Mengelola Komunikasi Publik IKN dalam Masa Transisi
- Komunikasi Publik IKN: Membangun Sinergi Semua "Stakeholder"
- Komunikasi Publik IKN: Tampak Belum Kompak
- Komunikasi Publik IKN: Mengukur Dampak Sosial dan Ekonomi