Tantangan GPR dalam Mengomunikasikan Konsep Pembangunan Indonesia-Sentris

PRINDONESIA.CO | Kamis, 18/07/2024 | 1.415
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong saat menjadi pembicara dalam Konvensi Nasional Pranata Humas dan Kongres IPRAHUMAS Tahun 2024, Rabu (17/7/2024).
Tangkapan layar YouTube Ditjen IKP Kominfo.

Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, pekerjaan besar GPR di balik konsep pembangunan Indonesia-sentris adalah mendayagunakan dan mengintegrasikan seluruh aset komunikasi yang dimiliki pemerintah.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Pemerintah diketahui telah mencanangkan konsep pembangunan Indonesia-sentris, agar pembangunan yang dilakukan tidak hanya berorientasi kepada satu wilayah tertenu. Menyusul konsep itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong menjelaskan, komunikasi mengenai hal tersebut perlu digencarkan.

Dalam konteks government public relations (PR), kata Usman, pekerjaan besar di balik konsep pembangunan Indonesia-sentris adalah mendayagunakan dan mengintegrasikan seluruh aset komunikasi yang dimiliki pemerintah. “Pemerintah punya aset komunikasi yang sangat besar,” ujarnya dalam acara Konvensi Nasional Pranata Humas dan Kongres IPRAHUMAS Tahun 2024 di Bandung, Rabu (17/7/2024).

Menurut Usman, sejauh ini GPR belum mengkonsolidasikan maupun menggunakan potensi aset komunikasi yang ada dengan baik karena masih ada ego sektoral. Namun, seiring dengan perkembangan konsep Indonesia-sentris, katanya, inisiatif ke arah sana sudah terlihat seperti dalam diseminasi informasi mengenai Presidensi G20, 10th World Water Forum 2024, maupun Archipelagic and Island Forum 2024 tempo hari. “Saya kira IPRAHUMAS betul-betul bekerja untuk mencapai Indonesia-sentris, dan kami harapkan terus ada peningkatan konsolidasi,” imbuhnya.

Tantangan Membangun Persepsi

Terlepas dari itu semua, pria kelahiran April 1970 itu tak menampik adanya tantangan besar bagi praktisi GPR untuk mengomunikasikan konsep pembangunan Indonesia-sentris.  Dalam konteks dunia digital hari ini, katanya, upaya membangun persepsi positif justru menjadi lebih sulit. Meski demikian, mantan wartawan yang sempat menjabat Direktur Pemberitaan Harian Media Indonesia itu percaya, praktisi GPR yang andal dapat mengatasi tantangan tersebut.

Bagi Usman, persepsi positif terhadap pemerintah akan terbentuk apabila sebuah narasi selalu digaungkan dengan baik. Narasi yang berangkat dari persepsi, jelasnya, bisa berubah menjadi kebenaran yang dipercayai. Oleh karena itu, katanya, pemerintah saat ini berkomitmen menjalankan empat langkah komunikasi strategis dalam mewujudkan pembangunan Indonesia-sentris yang meliputi komunikasi inklusif, partisipatif, respektif, dan adaptif. (dlw)