HOME » EVENT » AWARDS

Peran Teknologi di Tengah Kompleksitas Masa Kini

PRINDONESIA.CO | Rabu, 24/07/2024 | 2.507
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko saat menyampaikan materi pada sesi workshop The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024 di Malang, Rabu (24/7/2024).
Wahyu/PRINDONESIA

Dalam sesi workshop The 3rd Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2024, Rabu (24/7/2024), Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko menjelaskan peta AI dalam proses komunikasi.

MALANG, PRINDONESIA.CO – Rangkaian acara puncak The 3rd Indonesia DEI and ESG Awards (IDEAS) 2024 yang berlangsung di Kota Malang, dibuka dengan sesi workshop bertemakan “AI Sebagai Pendukung Sektor Komunikasi” yang menghadirkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko pada Rabu (24/7/2024).

Dalam kesempatannya, Anang mengulas lanskap dunia komunikasi di era digital yang kian kompleks dan membawa berbagai dampak, terutama sejak media sosial meraih popularitas. Menurutnya, dalam keadaan tertentu media sosial kini telah menjadi kanal komunikasi resmi perusahaan. “Media sosial tidak lagi bersifat personal,” ujarnya.

Fenomena tersebut, lanjut Anang, menegaskan posisi media sosial sebagai alat yang sangat berpengaruh di kehidupan sekarang. Ia menilai media sosial punya kekuatan dalam pembentukan sebuah citra individu maupun organisasi. “Tidak heran kemudian dengan YouTube orang ingin dikenal siapa (dicitrakan seperti apa),” imbuhnya.

Meski demikian, peraih gelar Doktoral di bidang Komunikasi dari University of South Australia itu menekankan, popularitas media sosial bukan tanpa cela. Menurutnya, media sosial punya kelemahan dalam konteks komunikasi verbal. “Terlepas dari itu, era digital telah membuka kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk memiliki fasilitas dan melakukan proses komunikasi yang sama,” katanya.

Komunikasi di Era AI

Selain media sosial, Anang juga menyoroti soal tantangan yang dibawa artificial intelligence (kecerdasan buatan/AI) ke dalam dunia komunikasi.  Mantan Direktur UB Media dan Communication Group itu berpendapat, di samping potensi manfaat yang teknologi itu tawarkan, ada dampak negatif yang perlu diperhatikan. “Misalnya AI dapat memunculkan bias, hoaks, kerentanan privasi dan keamanan data, hingga pelanggaran etika serta hak cipta,” paparnya.

Tak berhenti di sana, Anang juga melihat adanya potensi tergantikannya peran manusia dalam dunia kerja. “AI Suno yang mampu membuat musik dengan cepat dan praktis dapat menggeser profesi musisi,” ucapnya mencontohkan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, kata Anang menandaskan, seluruh praktisi komunikasi harus bisa memanfaatkan AI sesuai koridor yang benar. (dlw)