HOME » EVENT » AWARDS

Strategi BI Kaltara Genjot Cinta Rupiah di Perbatasan

PRINDONESIA.CO | Kamis, 25/07/2024 | 3.024
Hilman Madya Nugraha, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, ungkap tantangan kampanye di tepian negeri di workshop IDEAS, Malang, Rabu (24/7/2024).
Wahyu/ PR INDONESIA

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara memiliki strategi komunikasi khusus untuk membuat kampanye Cinta, Bangga, Paham  (CBP) Rupiah di tepian negeri. Apa itu?

MALANG, PRINDONESIA.CO – Bank Indonesia (BI) meluncurkan kampanye baru, Cinta, Bangga, Paham  (CBP) Rupiah. Kampanye ini merupakan tindak lanjut dari kampanye sebelumnya, yakni 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Kampanye ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan masyarakat terhadap rupiah, tidak hanya sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai simbol identitas, pemersatu, dan kedaulatan bangsa.

“Melalui kampanye ini, kita ingin mengajak masyarakat menyayangi rupiah dan menyayangi Republik Indonesia,” ujar Raden Muhammad Hilman Madya Nugraha, Kepala Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Kalimantan Utara, dalam workshop The 3rd DEI & ESG Awards (IDEAS) di Malang, Rabu (25/7/2024).

Kampanye CBP Rupiah ini menjadi penting terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti Kalimantan Utara. Di provinsi ini, masih ada masyarakat yang menggunakan mata uang asing seperti ringgit Malaysia. Hal ini dapat mengancam kedaulatan negara.

“Salah satu tantangan terberat kami adalah menghadapi respons protektif dari masyarakat yang menganggap mata uang asing di wilayah perbatasan adalah hal yang biasa,” kata Hilman di acara yang mengetengahkan tema “Crafting Authentic Corporate ESG and DEI Strategies through Communication”.

Kolaborasi

Data BI tahun 2017 menunjukkan penggunaan ringgit di Sebatik mencapai 30 persen. Angka ini tergolong tinggi dan dapat membahayakan kedaulatan negara. Untuk mengatasi hal tersebut, KPw BI Provinsi Kalimantan Utara program Ekspedisi Rupiah Berdaulat dengan menggandeng Angkatan Udara Lanud hingga Angkatan Laut.

Program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan layak edar di wilayah 3T. “Ekspedisi Rupiah Berdaulat merupakan bentuk komitmen kami terhadap ketersediaan uang rupiah berkualitas dan layak edar, termasuk di wilayah 3T,” kata pria lulusan Universitas Airlangga ini.

Selain itu, BI juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang rupiah, seperti edukasi publik dengan meluncurkan buku dongeng anak Perjalanan Selembar Rupiah dan Rupiah dalam Diksi, mengadakan games, memilih Duta CBP Rupiah, dan bekerja sama dengan key opinion leaders (KOL). Salah satu KOL yang digandeng adalah Arisnur, Camat Sebatik Tengah.   

Upaya ini membuahkan hasil positif. Survei menunjukkan bahwa awareness CBP Rupiah di Kalimantan Utara mencapai 72.09, atau masuk kategori cukup baik. “Walaupun masih banyak kekurangan, kami terus berupaya meningkatkan awareness dan edukasi masyarakat tentang rupiah,” katanya seraya berharap melalui kampanye ini, masyarakat semakin cinta dan bangga terhadap rupiah. (rtn)