Peran Penting Perbankan dalam Pembangunan Berkelanjutan

PRINDONESIA.CO | Selasa, 06/08/2024 | 1.507
Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali, Kamis (1/8/2024).
Dok. PERBANAS

Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi menjelaskan, industri perbankan dengan pembiayaan hijaunya memainkan peran penting bagi pembangunan berkelanjutan. Seperti apa?

BALI, PRINDONESIA.CO – Tren pembangunan hijau dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong industri perbankan untuk memberikan pembiayaan yang selaras dengan prinsip keberlanjutan (pembiayaan hijau). Dorongan tersebut didukung perumusan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang dapat membantu perbankan mengidentifikasi aktivitas berkelanjutan untuk didanai.

Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi menjelaskan, komitmen industri perbankan menjalankan pembiayaan hijau dapat dilihat dari pertumbuhan portofolio kredit maupun pengembangan produk berkelanjutan, hingga implementasi prinsip environmental, social dan governance (ESG). “Dengan ini perbankan sebagai penggerak utama intermediasi keuangan memiliki peranan penting dalam pembangunan berkelanjutan,” ujarnya dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II – 2024 di Bali, Kamis (1/8/2024).

Merujuk data bank sentral, Hery menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan hijau saat ini masih terfokus pada bank besar terhadap sektor energi terbarukan, pembangkit listrik tenaga hidro, transportasi hijau, hingga industri produk ramah lingkungan. “Hingga Desember 2023 secara year to date tumbuh 15,63 persen di kisaran Rp500 triliun dari 41 bank, yang mencakup 83,4 persen pangsa total kredit perbankan pada Desember 2023,” papar alumnus Universitas Oregon Amerika Serikat itu.

Transformasi Digital

Selaras dengan menghadirkan pembiayaan hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, Hery menilai, transformasi digital di berbagai aktivitas perbankan telah memastikan peningkatan efisiensi dan inovasi. Meski demikian, ia mengimbau agar insan perbankan dapat mengadopsi gaya kerja yang lincah (agile), guna menghadapi tantangan ekonomi  dan keuangan yang kian dinamis. “Perbankan yang mampu beradaptasi dengan cepat akan memiliki keunggulan yang kompetitif, dan mampu memanfaatkan peluang,” lanjutnya.

Pria yang juga menjabat Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) itu menandaskan, transformasi digital maupun perjalanan menuju ekonomi hijau dalam konteks perbankan, merupakan peluang emas untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. (lth)