Melalui media workshop, public relations (PR) dapat memastikan media massa punya kesamaan pemahaman informasi dengan perusahaan guna membangun kesadaran audiens.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Satu dari sekian tugas public relations (PR) adalah membangun kesadaran audiens terhadap merek, produk, maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan melalui media massa. Namun, kesadaran audiens hanya bisa tercipta jika media massa sebagai perantara punya pemahaman yang sama terkait informasi tersebut. Dalam konteks ini, penting pula bagi PR untuk menyelenggarakan media workshop seperti dilakukan Allianz Indonesia.
Dalam rangka membangun pemahaman masyarakat mengenai pentingnya asuransi dan perbedaan asuransi kesehatan tradisional dan unit link, perusahaan global di bidang layanan asuransi dan manajemen aset itu terlebih dahulu ingin media massa memiliki pemahaman yang memadai. “Agar dapat membantu menyebarkan informasinya ke masyarakat,” ujar Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia Meta Lakhsmi sebagai pengampu workshop, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (7/8/2024).
Dalam workshop bertajuk “Health Insurance 101: Pilih Standalone atau Unit Link Rider?” itu, Meta mengurai pelbagai miskonsepsi mengenai dua jenis asuransi tersebut. Harapannya, media bisa lebih mengerti dan dapat menjembatani pemahaman masyarakat mengingat asuransi sejatinya harus menjadi prioritas setiap individu. “Adanya miskonsepsi menyebabkan nasabah memiliki ekspektasi berbeda dengan manfaat perlindungan yang didapatkan,” terangnya.
Salah satu miskonsepsi yang harus diperbaiki, imbuhnya, adalah anggapan bahwa premi yang dibayarkan untuk asuransi unit link digunakan hanya untuk investasi, sehingga dapat memberikan hasil besar dalam waktu singkat. Padahal, premi yang dibayarkan nasabah tidak seluruhnya digunakan untuk investasi. Nilai tunai yang didapat dari hasil investasi juga tidak ditentukan oleh jumlah premi.
“Media Relations”
Media workshop seperti dilakukan Allianz Indonesia di atas sejatinya merupakan bagian dari aktivitas media relations. Namun, upaya membangun hubungan baik dengan media oleh PR seyogianya harus digenapi dengan sejumlah sikap, sebagaimana disampaikan oleh Chief Brand Officer Akademi Femina Petty S. Fatimah dalam acara Road to WPRF 2024: Navigating PR Ethics in Hospitality di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Apa saja?
-
Menjelaskan Informasi Penting Secara Rinci
Petty menerangkan, dalam setiap kesempatan berkomunikasi dengan media, PR harus memastikan informasi yang disampaikan berupa fakta lengkap. “Ini bisa membantu pekerjaan rekan media menjadi lebih ringan,” katanya.
-
Mengirim Informasi yang Relevan
PR harus memastikan informasi mengenai perusahaan dikirimkan kepada media yang memang punya fokus atau ketertarikan terhadap isu tersebut. Lakukan pula personalisasi agar membangun kesan akrab
-
Tidak Memaksa
Petty menegaskan, PR tidak boleh memaksa atau mendikte wartawan agar menulis berita sesuai kehendak perusahaan. Menurutnya, selama PR mampu menyampaikan pesan secara baik, wartawan dengan sendirinya akan menuliskannya.
Demikian langkah Allianz Indonesia yang juga dapat diadaptasi oleh PR di organisasi lain. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! (lth)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2