Di tengah ramainya unggahan poster "Peringatan Darurat," para pendengung (buzzer) muncul dengan kontra narasinya. Seperti apa?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Jagad maya Indonesia diramaikan oleh poster Garuda Pancasila berlatar belakang biru dengan kalimat "Peringatan Darurat" sejak Rabu (21/8/2024). Unggahan yang dibarengi tagar #KawalPutusanMK dan viral di berbagai platform itu dapat dibaca sebagai seruan dan peringatan, atas kondisi politik Indonesia yang kacau jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Lewat unggahan poster tersebut, publik mendesak DPR RI untuk membatalkan RUU Pilkada dan mendukung Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024. Desakan itu berlanjut ke jalanan keesokan harinya. Pada Kamis (22/8/2024), demonstrasi terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Menyusul gelombang massa tersebut, kontra narasi berbunyi “Indonesia Baik-Baik Saja” pun mencuat dari akun-akun yang diduga pendengung (buzzer), seperti @rcyberprojo14 dan @benpro.tv.
Sementara itu akun X @siimpersons meyakinkan publik bahwa unggahan kontra narasi merupakan aksi buzzer. Lewat tangkapan layar pesan WhatsApp yang ia unggah, tampak pesan ajakan mengampanyekan narasi tersebut dengan bayaran yang beragam. Adapun untuk unggahan di Instagram, seorang pendengung akan dibayar Rp10 juta. Sementara di Tiktok senilai Rp15 juta.
Menyasar Akun Berpengikut Besar
Sebelumnya, sejumlah akun X bercentang biru seperti @jawafess dan @neohistoria_id sempat mengungkap tawaran untuk turut menggaungkan kontra narasi terhadap “Peringatan Darurat”. Salah satunya bahkan mengaku ditawarkan nominal rupiah yang cukup besar untuk 10 cuitan pemecah dukungan aksi menolak pengesahan RUU Pilkada. "10 tweet bisa bikin pensiun dan menikmati hidup dari bunga bank. Tebak saja (nominalnya) lur wkwk," cuitnya pada Kamis (22/8/2024).
Berbeda dengan akun @jawafess, akun @neohistoria_id mendapatkan penawaran yang kurang lebih sama, tetapi dengan tugas khusus. Yaitu mengadu domba pendukung Anies Baswedan dan PDIP, dengan mengangkat kembali isu politisasi agama pada 2017 silam.
Bagaimana pendapat Sobat PR, efektifkah upaya menggunakan buzzer untuk melawan narasi publik saat ini? (jar)
- BERITA TERKAIT
- MIND ID Dukung Komitmen Hilirisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- MIND ID Fasilitasi UMK Binaan Raih Kesempatan Ekspor di TEI 2024
- MIND ID Rencanakan Alokasi Investasi Hingga US$30 Miliar
- Konsumen Makin Terpengaruh “Influencer”, Perusahaan Harus Perhatikan 4 Hal Ini
- Ulang Tahun Ke-4, WEWAW Ajak Perempuan Muda Kuasai Masa Depan Digital