Badan Bahasa Dorong Diseminasi Pemutakhiran KBBI

PRINDONESIA.CO | Rabu, 04/09/2024
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Imam Budi Utomo, dalam kegiatan “Diseminasi KBBI dalam Rangka Kemitraan dengan Komisi X DPR RI” di Kabupaten Garut, Minggu (1/9/2024).
dok. Biro Kerja Sama dan Humas Sekjen Kemendikbudristek

Badan Bahasa tengah melakukan pemutakhiran KBBI edisi VI agar mencakup 200 ribu entri. Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menilai, sosialisasi dan diseminasi pengembangan KBBI dapat meningkatkan peringkat penggunaan bahasa Indonesia di dunia.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), tengah menggencarkan program literasi kebahasaan dan kesastraan. Di dalamnya, tercakup pengembangan kosakata bahasa Indonesia, yang salah satu perwujudannya adalah pemutakhiran produk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada aspek penambahan entri.

Adapun KBBI edisi VI yang saat ini dapat diakses melalui situs web maupun aplikasi ponsel, menghimpun total 120 ribu entri. Pemutakhiran direncanakan akan menggenapkan jumlah entri menjadi 200 ribu.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Imam Budi Utomo menyampaikan, pemutakhiran tersebut perlu didukung penyebarluasan informasi dan dukungan berbagai pihak. “Badan Bahasa akan berkolaborasi dengan pihak terkait dalam mengembangkan program, seperti KBBI ini dikerjasamakan juga dengan Oxford University dan Lexicom Limited UK,” ujarnya dalam kegiatan “Diseminasi KBBI dalam Rangka Kemitraan dengan Komisi X DPR RI” di Kabupaten Garut, Minggu (1/9/2024), seperti dikutip dari siaran pers.

Menyambung Imam, anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menyampaikan, sosialisasi dan diseminasi pengembangan KBBI diperlukan karena juga dapat meningkatkan peringkat bahasa Indonesia dalam daftar bahasa paling sering digunakan di dunia. Ia menjelaskan, menurut Ethnologue 2024, posisi bahasa Indonesia saat ini berada di urutan ke-11. Padahal, jumlah penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia. “Saya berharap kita bisa melakukan peningkatan hingga paling tidak peringkat ketujuh,” ucapnya.

Lebih jauh menurut Ferdiansyah, dalam konteks kekinian penyebaran bahasa Indonesia perlu diperluas lebih masif lagi. Bukan hanya secara de jure sebagaimana diakui UNESCO, katanya, melainkan juga hingga dapat dikenal oleh pegadang-pedagang kecil di Amerika Serikat.

Bangsa Indonesia Harus Lebih Dahulu

Sejalan dengan harapan Ferdiansyah, masyarakat Indonesia sejatinya harus lebih dulu mengutamakan dan menjaga kualitas penggunaan bahasa Indonesia. Dalam hal ini, hasil survei Litbang Kompas tahun 2022 mengungkap, memastikan pengajaran bahasa Indonesia sedini mungkin dapat menjaga kualitas penggunaan bahasa Indonesia.

Di samping itu, Ferdiansyah juga menyoroti perlunya menggali potensi usulan kosakata bahasa Sunda ke dalam KBBI, terlebih saat ini pelafalan “eu” sudah dibakukan di dalam Ejaan Bahasa Sunda yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima. (lth)