Menurut Kepala Diskominfo Kalimantan Timur Muhammad Faisal, praktisi GPR perlu meningkatkan kualitan keilmuan dan tidak terpaku pekerjaan rutin, karena dinamika kerja yang kian kompleks membutuhkan penyesuaian dan adaptasi terus-menerus. Seperti apa?
SAMARINDA, PRINDONESIA.CO – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal menekankan pentingnya peningkatan kualitas praktisi government public relations (GPR) lewat pembelajaran.
Hal tersebut ia sampaikan mengingat banyak praktisi GPR yang tidak berasal dari disiplin Ilmu Komunikasi. Kondisi ini, katanya, memerlukan penyesuaian dan adaptasi keilmuan demi kelancaran dalam menjalankan tugas-tugas.
Pria yang mengawali karier komunikasi pada tahun 2000 itu juga menyampaikan, dunia kerja GPR selalu bergerak dinamis. Oleh karena itu, ia menilai penting kemampuan praktisi GPR untuk beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi.
Salah satu keilmuan yang perlu terus ditingkatkan, tegas Faisal, adalah ilmu komunikasi dan segala hal yang berkaitan dengan teori public relations (PR). “Ilmu komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Mari belajar dan jangan terpaku dengan pekerjaan rutin saja,” imbaunya dalam Rapat Kerja (Raker) Pranata Hubungan Masyarakat se-Kaltim Tahun 2024, Selasa (24/9/2024).
Perubahan yang Harus Diakrabi
Salah satu contoh konkret perubahan yang harus diadaptasi oleh GPR, kata Faisal, berkaitan dengan era transformasi digital yang telah mengubah arus sumber informasi. Sedianya, suatu isu berangkat dari media konvensional untuk menjadi berita yang dibaca masyarakat. Hari ini, kondisinya berbeda sudah.
Adapun setelah perkembangan internet dan media sosial, lanjut Faisal, isu diciptakan oleh masyarakat untuk kemudian ditangkap oleh media massa. “Kini isu diciptakan oleh masyarakat dari bawah, lalu ditangkap media dan jadilah berita,” ucapnya.
Selaras dengan itu, mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Samarinda tersebut pun berpesan agar praktisi GPR dapat menguasai ilmu jurnalistik. Utamanya dalam hal penulisan. “Kalau tidak bisa, belajar! Coba terus. Saya dulu belajar menulis dengan wartawan,” pungkasnya. (lth)
- BERITA TERKAIT
- Hasil Kajian LAB 45 Ungkap Komunikasi Publik Era Jokowi Menurun di Periode Kedua
- Kementerian Kominfo dan Platform Digital Bentuk Satgas Cegah Sebaran Hoaks
- Sambut Pilkada 2024, Polda Metro Jaya Optimalisasi Fungsi PR
- BMKG Gelar Latihan Uji Komunikasi Gempa Bumi dan Tsunami
- GPR Jangan Terpaku Pekerjaan Rutin