Hasil dari uji komunikasi ini akan digunakan untuk meningkatkan isi informasi gempa bumi dan peringatan tsunami yang dikeluarkan BMKG, serta alur diseminasi informasi yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga ke masyarakat.
PALU, PRINDONESIA.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja menggelar Palu Communication Transmission Exercise 2024, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami yang bisa terjadi kapan saja di Indonesia.
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan peringatan enam tahun gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Kota Palu pada September 2018 silam itu, kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, secara umum dilakukan untuk memperkuat kapasitas BMKG dalam memberikan peringatan dini bencana yang tepat waktu dan akurat.
Lewat uji komunikasi tersebut, lanjut Daryono, diharapkan pemahaman dan kemampuan masyarakat untuk bertindak cepat dalam situasi darurat dapat meningkat. “Kita berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi situasi bencana,” ujarnya dalam Palu Communication Transmission Exercise 2024, Rabu (25/9/2024), seperti dikutip dari siaran pers.
Daryono menilai penting komunikasi dan edukasi kebencanaan, karena mitigasi bencana tidak cukup jika hanya mengandalkan pemantauan seismik paling canggih sekalipun. “Belajar dari kejadian di Palu, tsunami tiba dalam 2 hingga 3 detik. […] Masyarakat di daerah berisiko harus diberikan edukasi yang baik,” tegasnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, penting bagi instansi terkait pengurangan risiko bencana (PRB) untuk menentukan tindakan transmisi komunikasi yang tepat setelah gempa terjadi, sebelum adanya informasi peringatan dini dari BMKG.
Dari Hulu ke Hilir
Kegiatan uji komunikasi yang melibatkan banyak lembaga dari tingkat nasional, regional, provinsi, kabupaten/kota, hingga masyarakat umum tersebut diharapkan dapat menghasilkan komunikasi yang efektif dalam penyampaian informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
Adapun dalam praktiknya, uji komunikasi gempa bumi dan tsunami yang diinisiasi BMKG itu mengajarkan peserta tentang langkah-langkah yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah terjadinya gempa bumi maupun tsunami.
Secara detail, papar Daryono, kegiatan uji komunikasi tersebut memiliki sekurangnya lima tujuan utama. Pertama, memperbaharui konten pesan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG. Kedua, menyempurnakan alur komunikasi peringatan dini dari tingkat nasional sampai kepada masyarakat terdampak.
Ketiga, memperkaya materi pendidikan kepada lembaga PRB dan masyarakat. Keempat, menguji coba diseminasi peringatan dini di seluruh stakeholder PRB dan masyarakat di Kota Palu. Kelima, menyelesaikan uji coba fitur pedoman narasi pop-up pada tampilan WRS.
Menyambung Daryono, JICA-BMKG Project Leader Akihiro Furuta menjelaskan, hasil kegiatan uji komunikasi akan digunakan untuk meningkatkan isi informasi gempa bumi dan peringatan tsunami yang dikeluarkan BMKG, serta alur diseminasi informasi yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga ke masyarakat.
Pada akhirnya, kegiatan tersebut digunakan untuk mengembangkan, merevisi alat, metode, dan bahan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan yang tepat terhadap bencana. "Oleh karena itu, kami mengundang semua peserta untuk memberikan umpan balik terkait metodologi penyebaran informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG agar lebih berorientasi pada penerima dan pengguna informasi," pungkasnya. (lth)
- BERITA TERKAIT
- Hasan Nasbi Resmi Melantik Jajaran Kantor Komunikasi Kepresidenan
- Menkomdigi Akan Soroti Peran Komunikasi Digital untuk Citra Bangsa di WPRF 2024
- Raih Penghargaan Golden World Award 2024, LMAN Akan Tingkatkan Inovasi
- Presiden Prabowo Imbau Kabinet Merah Putih Agar Aktif dan Terbuka Berkomunikasi
- Konstruksi Indonesia 2024: Upaya Kementerian PU Tingkatkan Daya Saing