HOME » EVENT » AWARDS

Ketika Program PR Jadi "Kendaraan" PT PLN UID Sulselrabar Melewati Krisis

PRINDONESIA.CO | Selasa, 15/10/2024 | 3.342
General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) Budiyono dalam rangkaian acara puncak Anugerah HUMAS INDONESIA 2024 di Yogyakarta, Jumat (11/10/2024).
Kevin/PR INDONESIA

Sempat dihantam krisis yang cukup hebat pada tahun 2023, General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) Budiyono membeberkan strategi yang dilakukan untuk keluar dari situasi tersebut. Seperti apa?

YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menjelang akhir tahun 2023 lalu, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) dihantam krisis yang cukup hebat. Kala itu, mereka mendapat sorotan negatif baik dari media maupun publik, karena pemadaman listrik massal secara bergilir di wilayah cakupannya.

Diketahui, aktivitas pemadaman tersebut dijalankan perusahaan karena situasi El-Nino yang telah berlangsung selama empat bulan sejak September hingga Desember 2023. Meski demikian, reaksi negatif dari publik tetap mencuat. “Wah, pada saat itu banyak ya tantangan dan tuntutan dari publik,’’ ingat General Manager PT PLN UID Sulselrabar Budiyono dalam rangkaian acara puncak Anugerah HUMAS INDONESIA (AHI) 2024 di Yogyakarta, Jumat (11/10/2024).

Lebih lanjut Budiyono mengenang, terdapat sekurangnya tiga hal utama yang menekan pihaknya pada saat itu. Pertama, dorongan dari para pemangku kepentingan dan media untuk mengevaluasi kinerja dari jajaran pimpinan di PT PLN UID Sulselrabar. Kedua, tuntutan untuk melakukan aksi demonstrasi. “Hampir rutin itu aksi demo karena adanya pemadaman massal bergilir,” paparnya.

Tak kalah sengit dari dua hal tersebut, muncul pula seruan class action atau gugatan yang mewakili kelompok tertentu atas kesamaan permasalahanSeakan belum usai, Wali Kota Makassar pada masa itu pun turut mengeluarkan pernyataan akan menuntut PLN. ‘’Gongnya adalah krisis stakeholder,’’ imbuhnya.

Hadirnya Program Sowan

Menghadapi eskalasi kiris, tim humas PT PLN UID Sulselrabar pun dituntut mencapai target objektif, berupa pemberitaan negatif tidak lebih dari lima persen. Selain itu, tim tersebut juga diminta memastikan perihal pemadaman tidak berkembang menjadi isu nasional. Tuntutan perusahaan terhadap tim humas itu pada akhirnya melahirkan program Sore Bareng Wartawan (Sowan).

Budiyono menjelaskan, lewat program tersebut pihaknya memberikan pemahaman kepada media, bahwa kebijakan yang diambil perusahaan dilandaskan kepada situasi bencana tak terduga. “Kebetulan sistem listrik di wilayah Sulawesi Bagian Selatan, 33 persennya berasal dari air. Sehingga ketika El-Nino melanda, sistem listrik tidak dapat bekerja optimal,’’ ungkap Budi.

Di samping program Sowan, PT PLN UID Sulselrabar pun turut memastikan transparansi komunikasi, seperti dengan membuka semua akses komunikasi melalui direct message (DM) di media sosial, menggelar konferensi pers, hingga mengunjungi stakeholder kunci.

Melengkapi semuanya, narasi tentang pembangunan pembangkit listrik baru maupun pengadopsian teknologi hujan buatan pun digencarkan. Tujuannya untuk menegaskan komitmen perusahaan mengatasi persoalan yang ditimbulkan El-Nino. “Dari berbagai upaya yang dilakukan, terutama program Sowan, kami berhasil memperoleh pemberitaan positif sebesar 47 persen, netral 49 persen, dan berita negatif hanya sekitar 4 persen saja,’’ tandas Budi. (hur)