Setelah melalui proses penilaian intens terhadap 361 entri yang memenuhi ketentuan umum, dewan juri memutuskan 12 peserta Kompetisi Karya Filosofis 2024 keluar sebagai pemenang.
YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkolaborasi dengan HUMAS INDONESIA menghadirkan ajang kreatif lomba foto dan video bertema “Kelana Humas Nguri-Uri Keistimewaan Jogja”.
Melalui Kompetisi Karya Filosofis 2024 ini, para praktisi humas maupun masyarakat umum di seluruh Indonesia diajak merayakan keindahan dan makna historis kawasan ikonik Sumbu Filosofis Yogyakarta, lewat bakat fotografi atau videografi.
Setelah melalui proses penilaian intens terhadap 361 entri yang memenuhi ketentuan umum, dewan juri yang terdiri dari Asmono Wikan (Founder sekaligus CEO HUMAS INDONESIA), Hendro Suprantoro (Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis (BPKSF) Yogyakarta), Ferganata Indra (wartawan senior Harian Kompas), dan Ifa Isfansyah (Sutradara film), menetapkan enam karya fotografi dan enam karya videografi sebagai pemenang.
Masing-masing pemenang yang dianugerahi trofi di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (13/12/2024), dinilai unggul dalam aspek penjurian yang mencakup muatan Sumbu Filosofis, kehumasan, kreativitas konten, dan orisinalitas.
Pemenang Kompetisi Karya Filosofis 2024
Untuk kategori fotografi, juara pertama diraih Eko Susanto pada sub tema Panggung Krapyak, dengan karya “Santri dan Panggung Krapyak”. Sementara podium dua diraih Panji Arighi Imawan pada sub tema Keraton Jogja, dengan karya “Pesona Keraton Yogyakarta”. Sedangkan peringkat tiga diraih Nico Darmawan Cornelius Putra pada sub tema Tugu Jogja, dengan karya “Harmonisasi Tugu Yogyakarta”.
Selain tiga pemenang di atas, Valentina Endah Winarni Siwibudi berhasil meraih penghargaan Best Storytelling pada sub tema Keraton Jogja, dengan karya “Generasi Muda di Tengah Ritual Mubeng Beteng”. Disusul Joni Parlindungan untuk penghargaan Best Visual pada sub tema Keraton Jogja, dengan karya “Abdi Dalem Keraton Yogyakarta”. Ada pula Dinar Wahyu Herlambang dengan penghargaan Best Engagement pada kategori Tugu Jogja, dengan karya “Revitalisasi Kawasan Tugu Jogja untuk Dunia”.
Adapun kategori videografi, juara pertama diraih Eduardus Kristyadi pada sub tema Panggung Krapyak, dengan karya “Kandang Menjangan”. Podium dua diisi oleh Acyuta Salsabila Tara Dewi pada sub tema Sepanjang Malioboro & Titik 0 km Jogja, dengan karya “Ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO”. Peringkat ketiga diraih Mustafida Alinatuzzahra Irani Panggung pada sub tema Krapyak, dengan karya berjudulkan “Warisan Dunia ada di Jogja”.
Selanjutnya, penghargaan Best Storytelling diraih Alifah Maistri Restu Bintarno pada kategori Alun-Alun Selatan, dengan karya “Niskala Raya Jogja”. Sementara penghargaan Best Visual dianugerahkan kepada Maria Clarissa Elvita Wijayanti pada sub tema Panggung Krapyak, dengan karya “Krapyak, Panggung Filosofi Jogja”. Sedangkan penghargaan Best Engagement diraih Dwi Nur Rohman pada sub tema Tugu Jogja, dengan karya “Tugu Jogja Simbol Filosofi Kebangkitan Keistimewaan”. (lth)
- BERITA TERKAIT
- Media Massa Arus Utama Masih Berperan Penting dalam Komunikasi Pemerintah
- Belajar dari Pidato Gibran, Pentingnya Penguasaan Bahasa dalam “Public Speaking”
- 5 Langkah Praktis Meningkatkan Komunikasi Internal di 2025
- Selamat! Kompetisi Karya Filosofi 2024 Lahirkan 12 Pemenang
- Terpilih Lagi Sebagai Ketua H3 Indonesia, Yulia Maria Akan Fokus Perkuat Sinergi