Cara Biofarma Mengedukasi Media

PRINDONESIA.CO | Rabu, 05/07/2017 | 2.470
Konferensi pers pra-event jelang FRLN.
Ratna/PR Indonesia

Bio Farma sebagai perusahaan yang bergerak di bidang life science (sebelumnya vaksin dan antisera),  menilai media memiliki peran strategis dalam keberlangsungan usaha mereka. Terutama dalam hal menerjemahkan informasi yang sarat dengan pendekatan ilmiah menjadi informasi yang mudah dipahami dan menarik untuk publik. 

BANDUNG, PRINDONESIA.CO - Perlu edukasi secara berulang-ulang dan terus menerus kepada media sehingga mereka bersemangat mengangkat informasi seputar life science seantusias mereka menulis informasi tentang gaya hidup, politik atau ekonomi.

Salah satu upaya itu tampak ketika Bio Farma mengadakan konferensi pers pra-event Forum Riset Produk Life Science (FRLN) 2017 di Bandung, Selasa  (4/7/2017). Hajatan besar tiap tahun yang rencananya akan digelar di Jakarta, akhir Agustus mendatang.

Menurut N. Nurlaela Arief, Head of Corporate Communications Departement Bio Farma, konferensi pers ini akan dilaksanakan sebanyak empat kali baik sebelum, saat maupun setelah event. Tujuannya, selain untuk membangun awareness juga mengedukasi media. "Konferensi pers selain ajang sosialisasi event juga menjadi momen bagi teman-teman media untuk bertanya dan menggali informasi sebanyak-banyaknya mulai dari vaksin sampai life science, bidang yang belakangan menjadi fokus utama dan komitmen Bio Farma," ujarnya.

Sebab, kata Lala, begitu ia akrab disapa, tak mudah menerjemahkan istilah ilmiah menjadi artikel yang menyenangkan sehingga dapat menarik minat baca masyarakat.  Banyaknya istilah ilmiah juga kerap menimbulkan kesalahan mulai dari salah penulisan hingga salah tafsir.

Selain rajin melakukan pertemuan dengan wartawan, Lala dan timnya melakukan beragam aktivasi komunikasi yang diyakini mampu meningkatkan engagement dan memotivasi media mengangkat isu tentang perkembangan ilmiah terkini, khususnya life science. Agar semakin banyak media memuat kegiatan FRLN, misalnya, Bio Farma telah melakukan "pemanasan" jauh sebelum acara konferensi pers pra-event dimulai. Salah satunya, saat Bio Farma media gathering pertengahan Maret lalu. Di hari pertama pelaksanaan, Bio Farma mengadakan talkshow yang mengangkat aktivitas terkini yang dilakukan perusahaan dihadiri peneliti Bio Farma sebagai pembicara. 

Untuk memotivasi media, Bio Farma memberikan apresiasi berupa beragam hadiah menarik kepada media yang telah mengulas hasil talkshow pada hari itu menjadi artikel teraktual dan menarik. Lala mengaku takjub dengan antusiasme media saat itu. Bahkan, ada salah satu media yang mengemas informasi yang diperolehnya selama talkshow menjadi 12 berita. Momen itu  menandakan media tak lagi anti menulis tentang ilmiah. Puncaknya, Bio Farma memberi bonus umrah untuk dua jurnalis yang selama ini tercatat paling aktif menulis artikel tentang Bio Farma, produk life science dan turunannya.

Bagi Lala, inilah hasil manis dari perjalanan panjang Bio Farma merangkul dan mengedukasi media, yang dimulai dari program School of Vaccine bagi media. "Adalah tugas kita sebagai corcomm memfasilitasi semua kebutuhan mereka," ujarnya. 

Tahun ini, kata Lala, agar informasi tentang FRLN kian meluas, Bio Farma mulai membangun relasi dan mengedukasi publik melalui media sosial dan video. "Kami akan memproduksi video mengenai forum ini, termasuk membuat video edukasi untuk produk-produk yang sedang dikembangkan oleh enam konsorsium di forum ini," pungkasnya. Apalagi tahun ini merupakan tahun kedua bagi forum yang telah berlangsung kali ketujuh itu bertransformasi dari forum yang mengangkat perkembangan terkini tentang vaksin menjadi life science.

FRLN merupakan forum yang bertujuan untuk mempertemukan semua peneliti baik yang ada di working group maupun konsorsium (peneliti yang penelitiannya dibiayai oleh Kemenristek Dikti dan difasilitasi oleh Bio Farma, litbangkes atau lainnya). Di forum tersebut, mereka saling melaporkan perkembangan penelitiannya. FRLN menjadi ajang berbagi informasi antarpeneliti, universitas, pemerintah, hingga industri tentang penelitian dan kemajuan teknologi terkini baik di dalam maupun luar negeri. 

Forum ini diharapkan dapat mendorong percepatan hilirisasi dari riset nasional, khususnya life science, yang dilakukan peneliti-peneliti Indonesia ke industri. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah mewujudkan percepatan di bidang Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. rtn