Menilik Cara Berkomunikasi Tiongkok

PRINDONESIA.CO | Kamis, 20/06/2019 | 1.346
Warisan budaya diyakini mampu membangun koneksi dan rasa saling memahami antara Tiongkok dengan negara-negara lain.
Dok. Pribadi

Budaya adalah alat berkomunikasi yang ampuh bagi setiap negara. Hal itu pula yang diyakini Tiongkok.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Saking pentingnya, Tiongkok gencar melakukan kunjungan ke berbagai negara ASEAN, termasuk Indonesia. Bahkan, kunjungan dalam rangka memperkenalkan budaya rakyat ini masuk ke dalam program pemerintah hingga dua tahun ke depan.

Di Indonesia, upaya memperkenalkan budaya tersebut berlangsung di LSPR-Jakarta. Ini dapat terwujud karena adanya kerja sama yang terjalin baik antara LSPR Jakarta melalui Pusat Studi ASEAN (Center for ASEAN Public Relations Studies) dengan China Mission to ASEAN.

Alhasil, saat 30 orang delegasi asal negeri tirai bambu, Tiongkok, berkunjung ke LSPR-Jakarta, Senin (17/6/2019), suasana kampus mendadak berbeda karena diwarnai ragam budaya Tiongkok. Mulai dari taichi, upacara minum teh, merangkai bunga, hingga permainan instrumen musik tradisional.

Di hadapan mahasiswa, Minister Counsellor China Mission to ASEAN Jiang Qin mengungkapkan, pentingnya budaya rakyat (folk culture) bagi negara mereka. "Budaya rakyat merupakan aset serta identitas dari suatu negara. Keberadaannya dapat menjadi jendela untuk mengamati evolusi sejarah dan peradaban dari suatu bangsa," ujarnya saat mengisi kuliah umum bertajuk  “Chinese Folk Culture” di hari yang sama.

Warisan budaya juga diyakini mampu membangun koneksi dan rasa saling memahami antara Tiongkok dengan negara-negara lain. Apalagi Tiongkok dikenal memiliki keunikan etnis sekaligus kesamaan universal. "Budaya merupakan alat komunikasi yang ampuh bagi kami dalam menjalin relasi di tengah banyaknya perbedaan, salah satunya bahasa," ujarnya

Selain Jiang Qin, kuliah umum diisi oleh tiga universitas ternama asal Tiongkok.  Antara lain, Renmin University, Minnan Normal University, dan Quemoy University.

Prita Kemal Gani, founder dan Direktur LSPR-Jakarta, berharap program ini dapat menjadi media bagi mahasiswanya dalam menumbuhkan minat terhadap budaya Tiongkok sekaligus meningkatkan kesadaran para generasi muda terhadap pentingnya melestarikan kebudayaan.

 Ia juga optimistis partisipasi LSPR-Jakarta di program ini dapat menjadi jembatan komunikasi, persahabatan, dan kerjasama yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi antara kedua negara. (ais)