Mengenal Teknik

PRINDONESIA.CO | Senin, 01/07/2019 | 3.223
Menelusuri perjalanan dari sebuah ide.
Ratna/PR Indonesia

Ide yang mahal adalah ide yang bisa dieksekusi. Untuk sampai ke sana, pastikan ide tadi sudah melalui proses yang benar dan tervalidasi, sebelum diimpelementasikan, dikomunikasikan, hingga akhirnya laku di pasaran.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Telkom Indonesia adalah satu perusahaan yang telah mengarungi banyak pengalaman dalam mengimplementasikan ide menjadi produk. Pengalaman itu disampaikan Herdi Widiantoro, Market Acceleration and GTM Strategy Telkom Indonesia kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana dalam acara #Authentalk di Jakarta, Sabtu (29/7/2019). 

Menurutnya, perjalanan ide itu harus melalui beberapa tahapan. Langkah pertama, ide itu harus tervalidasi. Yakni, lahir dari permasalahan konsumen. “Ide tidak harus baru. Lebih dari itu, bisa memecahkan masalah buat target yang kita tuju,” ujarnya di acara yang bertajuk “Make Your Brand Stand Out Nowadays”. Kedua, tentukan segmen pasar yang mau dituju. Ketiga, tanya pasar, cek kompetitor. Keempat, ketahui perjalanan target pasar yang dituju (existing process mapping). Pastikan perjalanan target audiens itu dengan melakukan wawawancara secara langsung. Kelima, lakukan metode design sprint. Pastikan semua orang terlibat aktif dalam menyampaikan ide-ide yang paling tepat dengan cara menyampaikannya melalui kertas memo untuk kemudian ditempelkan di papan. Lakukan pemungutan suara untuk memilih ide terbaik dan paling relevan. Lakukan kembali design sprint untuk menjaring berbagai tantangan yang mungkin timbul saat hendak mengimplementasikan ide tersebut serta solusinya.

Selanjutnya, keenam, buat prototype. Serahkan kepada developer. Lakukan agile methodology dengan cara melakukan kontrol kualitas untuk setiap tahapan. Contoh, perusahaan ingin membuat produk baju lengan pendek, memiliki kerah dan berwarna hitam. Saat developer membuat prototype, lakukan kroscek secara bertahap. Misalnya, setelah developer membuat kerah, lakukan pengecekan, koreksi, sempurnakan, begitu seterusnya hingga semua bagian selesai.

Ketujuh, tentukan cara menjualnya. Kedelapan, lakukan tes pasar. Kesembilan, jual ke pasar. “Intinya, ketika akan mengimplementasikan ide menjadi produk, pastikan kita tahu persona produk yang kita produksi, audiens yang dituju, segmen pasar yang mau disasar, strategi cara menjual dan mengomunikasikannya ke publik,” ujarnya. Ketika produk tersebut gagal di pasaran, bisa jadi bukan kesalahan dari marketing atau cara public relations (PR) mengomunikasikannya. Tapi, karena ada proses yang tidak dilalui pada saat pengembangan ide.  

 

Tingkatkan “Awareness”

Selain Herdi, hadir pula pembicara Anton William, VP Marketing Kumparan, yang siang itu mengangkat tema “Strategi Branding untuk Meningkatkan Awareness dan Mempertahankan Merek”. Berdasarkan pengalaman media yang menyajikan platform hybird yang menyatukan antara konten berbasis editorial dengan konten komunitas ini, membangun merek dimulai dari membuat brand framework. Kumparan sendiri merupakan singkatan dari Kumpulan Pemikiran. “Framework kami adalah media berbasis teknologi yang bisa memberikan dampak,” ujarnya

Setelah itu, sampaikan setiap informasi dengan metode storytelling. Pastikan informasi dikemas menjadi konten yang kuat, jelas danditunjang dengan gambar/video menarik sehingga mampu merebut hati warganet dalam kurun tiga detik pertama.

Buat logo yang dengan bentuk dan kombinasi warna yang mudah diingat terutama para pengguna mobile handphone. Usung tanda pagar. “Tanda pagar ini bisa berevolusi tergantung goals yang ingin dicapai perusahaan dan terus berkembang,” ujarnya. Contoh, hastag yang mereka usung di awal kemunculan #kumparanadalahjawaban. Kini menjadi #sekarangkumparan. “Lakukan langkah-langkah tadi secara konsisten. Konsistensi inilah yang membuat kami terus tumbuh hingga saat ini,” tutupnya. (rtn)