Strategi WoM Makin Diperhitungkan

PRINDONESIA.CO | Kamis, 10/10/2019 | 1.517
Kehadiran WoM dapat diartikan sebagai strategi yang mempercepat penyebaran manfaat produk dan jasa.
Dok. Moka

Isu efektivitas menjadikan pelanggan sebagai brand advisor melalui strategi word of mouth mengemuka di acara diskusi panel bertema “Technology era: How Digital & Word of Mouth Work Together?” di Jakarta, Rabu (9/10/2019).

JAKARTA, PRINDONESIA.CO -  Dalam membangun sebuah brand perlu strategi untuk menarik perhatian pelanggan potensial yang sesuai dengan target perusahaan. Salah satunya adalah dengan mengandalkan pemasaran digital yang dapat diakses dengan mudah melalui berbagai saluran seperti media  sosial dan website .

Belakangan ini strategi promosi dan rekomendasi mulut ke mulut dari orang sekitar atau biasa dikenal dengan word of mouth (WoM) turut diperhitungkan. Khususnya, dalam menarik lebih banyak lagi pelanggan.

Menurut data Nielsen, 92% orang mempercayakan rekomendasi yang datang dari teman atau keluarga dibandingkan dari produk dan layanan yang ditampilkan melalui iklan. Bahkan penelitian akademis pun menyatakan bahwa strategi WoM mampu secara efektif mengkonversi target potensi pelanggan menjadi pelanggan sungguhan. Disinyalir 10 persen peningkatan WoM baik secara luring maupun daring, mampu menghasilkan peningkatan penjualan sebanyak 0,2 - 1,5 persen.

Bayu Ramadhan, VP Brand & Marketing Moka , startup penyedia layanan point of sales untuk bisnis menyatakan bahwa strategi WoM membantu tim dalam mempercepat waktu yang diperlukan bagi pelanggan dalam mengambil keputusan. “Dalam market B2B ( business to business), periode untuk mengambil keputusan biasanya akan lebih lama dibandingkan dengan market B2C. Di sini peran strategi word of mouth dalam memotong periode waktu karena unsur trust dapat mendorong lebih cepat,” ujarnya saat menjadi salah satu pembicara di konferensi regional yang diselenggarakan Tech in Asia tersebut.   

Timnya sering kali mengaplikasikan strategi ZMOT (Zero Moment of Truth) berbentuk testimoni ke berbagai kanalnya, termasuk media sosial. “Kami berkolaborasi dengan merchant kami yang terpercaya dan menjadi inspirasi bagi para pebisnis lainnya untuk dijadikan contoh dan panutan,” katanya.

Kini, dengan berkembangnya teknologi dan cepatnya akses digital, strategi WoM dapat lebih dimanfaatkan lagi melalui saluran daring dan turut dikombinasikan dengan pemasaran digital. Menurut Erick Wicaksono, VP Marketing Bukalapak, kanal digital memiliki peran penting untuk menyebarluaskan WoM lebih efektif. “Word of mouth atau sistem rekomendasi ini akan lebih berdampak luas dan besar dengan bantuan digital. Orang-orang akan lebih mudah mengaksesnya,” jelas Erick.

Hal yang sama diungkapkan oleh Dimas Novriandi, VP Digital Banking PR, Social, & Content Lead Bank BTPN (Jenius). Praktiknya, ia yang membagi strategi WoM ke dalam dua bentuk. Yaitu, inspirational dan intentional.

Pembeda di antara keduanya adalah inspirational merupakan gabungan dari kisah-kisah organik dari para pengguna Jenius, sedangkan intentional menggunakan pesan utama yang menggambarkan nilai Jenius dengan menggunakan peran influencer yang mereka sebut co-creators.

Ketiga pembicara sepakat kehadiran WoM dapat diartikan sebagai strategi yang mempercepat penyebaran manfaat produk dan jasa. Tidak hanya rekomendasi yang bersifat konvensional, mengombinasikan WoM dengan kanal digital pun dapat secara efektif menjadikan pengguna sebagai brand advisor atau pihak yang merekomendasikan produk dan jasa tersebut. (rtn)