Tarian Kolosal Nyimas Melati Meriahkan Festival Budaya Nusantara III

PRINDONESIA.CO | Jumat, 06/12/2019 | 1.841
Pemkot Tangerang ajak masyarakat mengenang jasa pejuang lewat seni budaya.
Dok. Humas Pemkot Tangerang

Penampilan Tarian Kolosal Nyimas Melati tak sekadar menawarkan nuansa grande. Lebih dari itu, ada pesan mendalam yang terkandung dalam setiap gerakan. Apa itu?

TANGERANG, PRINDONESIA.CO -  Masih dalam rangkaian Festival Budaya Nusantara III. Ada persembahan spesial dari Pemerintah Kota Tangerang. Memasuki malam, Kamis (5/12/2019), publik mendapat suguhan pagelaran seni budaya tarian kolosal Nyimas Melati.

Tarian kolosal berdurasi 45 menit ini menceritakan perihal perjuangan perempuan melawan penjajah VOC dan mensyiarkan agama Islam di Tangerang. Inilah momen bagi Pemkot Tangerang mengajak masyarakat, terutama warganya untuk mengenang jasa-jasa pejuang.

"Nyimas Melati dijuluki sebagai Singa Betina oleh masyarakat di Tangerang. Julukan ini diberikan karena keteguhan dan keberaniannya dalam melawan penjajah, yaitu VOC, serta upayanya mensyiarkan agama Islam di wilayah Tangerang," kata Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, Kamis malam (5/12/2019).

Nyimas Melati tidak sendiri, ia didampingi oleh tiga tokoh yang juga melegenda di Tangerang. Antara lain, Raden Arya, Arya Santika dan Arya Dwi Wangsa. Nama ketiganya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Tangerang.

Tarian kolosal ini melibatkan delapan sanggar. Tercatat ada 170 penari yang merupakan siswa SMP, SMA dan SMK di Kota Tangerang. Salah satu pemeran dalam tarian kolosal, Sultan, yang memerankan tokoh Raden Arya, merupakan siswa SMA di Kota Tangerang. Ia mengaku bangga bisa ikut berpartisipasi. Rasa lelah terbayar tuntas karena masyarakat menyambut antusias. “Selama sebulan, kami latihan sebanyak 16 kali. Tidak merasa lelah, yang ada justru perasaan antusias, bahagia campur bangga,” katanya.

Dengan menjadi salah satu peserta dari tarian kolosal, bahkan memerankan tokoh penting dalam pertunjukan tersebut, Sultan mengaku semakin menghargai jasa para pejuang dan menyayangi kampung halamannya, Kota Tangerang. (rtn)