InFest, Literasi Keuangan dengan Gaya Kekinian

PRINDONESIA.CO | Kamis, 18/06/2020 | 1.252
Aktivitas komunikasi didesain serelevan mungkin dengan tren anak muda masa kini.
Dok. DJPPR

Program InFest (Inklusif Festival) atau Festival Literasi Ekonomi yang digagas oleh DJPPR Kemenkeu, membawa angin segar bagi humas pemerintah dalam melakukan aktivitas komunikasi publik luring. Khususnya, cara mengedukasi dan meliterasi keuangan.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sebagai lembaga yang bertugas mengelola pembiayaan dan risiko keuangan negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dituntut untuk selalu hadir dan dekat dengan masyarakat melalui berbagai aktivitas komunikasi. Mereka pun terus berinovasi melahirkan program yang menjadi sarana ruang inkubasi pengetahuan dan keahlian tentang pengelolaan keuangan dan pembiayaan dan risiko, serta melibatkan peran publik secara inklusif.  

Tujuannya, tak lain untuk menciptakan generasi literasi ekonomi yang melek pengelolaan pembiayaan dan risiko keuangan (APBN). Salah satu caranya dengan mengadakan InFest. Menurut Anton Fairdian, Kepala Bagian Organisasi, Tata Laksana, dan Layanan Informasi DJPPR, InFest adalah jalan untuk membangun komunitas muda yang sadar, bicara, berbagi, serta bertumbuh dalam ruang literasi ekonomi yang kondusif.

Aktivitas komunikasinya didesain serelevan mungkin dengan tren anak muda masa kini itu menjadikan InFest sebagai entitas komunikasi dan edukasi publik yang diselenggarakan secara direct off-line. “InFest juga menjadi salah satu strategi perluasan basis investor dalam mendukung terbangunnya iklim investasi di Indonesia, khususnya bagi generasi muda,” kata Anton saat penjurian PR INDONESIA Awards (PRIA) 2020 di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Sebelumnya, humas DJPPR telah melakukan pemetaan terhadap para peserta ke dalam tiga bagian. Pertama, primer yang terdiri dari para aktor ekonomi muda yang memiliki kebutuhan literasi finansial dan memiliki potensi sebagai penyampai pesan (messenger). Contoh, para pekerja industri kreatif seperti content creator, agensi, penulis, seniman, dan independen.

Kedua, golongan sekunder terdiri dari para aktor ekonomi muda yang memiliki sarana dalam mengakses informasi DJPPR, dalam konteks menjadi pendukung produk dan layanan DJPPR. Seperti investor, entrepreneur, ASN, mahasiswa, financial planners. Terakhir, peserta tersier meliputi aktor ekonomi muda yang memiliki ketertarikan terhadap literasi finansial dan berperan sebagai partner kerja DJPPR, seperti media, profesional, dan institusi/ lembaga.

 

Beragam

InFest memiliki empat model kegiatan sesuai dengan target audiensnya. Pertama, open events. Model kegiatan ini memungkinkan peserta dari beragam latar belakang untuk ikut serta. Topik yang dibahas bersifat publik dan dilaksanakan dalam sebuah forum yang cukup besar, yakni Talkshow InFest dan Kuliah Umum.

Kedua, close events. Diperuntukkan bagi peserta khusus dan eksklusif dalam rangka memfasilitasi dialog efektif dan interaktif antara penyelenggara dengan partisipan. Sebut saja, Investor Gathering, Influencer Gathering, Forum Sukuk Proyek, hingga FGD Pembiayaan APBN. Ketiga, Particular Events. Model ini diperuntukkan khusus bagi para stakeholders, instansi, komunitas, lembaga yang diundang dalam dialog maupun aktivitas yang bersifat institusional. Antara lain, Training of Trainers Cash Waqf Linked Sukuk dan Desiminasi Pengelolaan Hibah.

Terakhir, community events. Kegiatan yang didedikasikan untuk memperluas basis keanggotaan komunitas Yang Muda Yang Bicara DJPPR, mulai dari blog competition, booth komunitas, hingga lomba brewing kopi. (ais)