Melakukan pemetaan terhadap stakeholder yang mau disasar menjadi salah satu kunci keberhasilan public relations (PR) mencapai objektif program komunikasi mereka.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut Fardila Astari, communication strategist specializing in marketing communications and public relations, saat mengisi pelatihan CPROCOM bertajuk “Creative Communication Strategy: Penentuan Taktik dan Timeline”, Minggu (30/8/2020), untuk menentukan khalayak sasar ini biasanya ditentukan berdasarkan hasil media monitoring harian, tema dan isu dengan mengidentifikasi berdasarkan tiga hal. Antara lain, kepentingan/minat/ketertarikan dari stakeholder (pemangku kepentingan), stakeholder yang lebih penting dari yang lain, serta derajat pengaruh stakeholder.
Fardila lantas membagi derajat pengaruh stakeholder itu ke dalam empat bagian seperti yang terlihat pada gambar. Yakni, kelompok keep satisfied, monitor, manage closely, dan keep informed. Untuk memberikan gambaran, Dila, begitu ia karib disapa, menarik tema/isu tentang menciptakan pemahaman terhadap APBN.
Kelompok keep satisfied menunjukkan bahwa grup ini mempunya power yang tinggi, namun pengaruhnya rendah. Meski begitu, PR harus memastikan mereka tetap terpuaskan dengan berbagai informasi. Sebab, akan memengaruhi keputusan yang mereka tetapkan di lingkungan terbatas. Contoh kelompok untuk tema ini adalah menteri dan kepala daerah.
Manage closely, yakni kelompok stakeholder kunci yang mempunyai power tinggi dan pengaruhnya juga tinggi. Mereka adalah stakeholder kunci yang harus dikelola dengan baik, dilibatkan dalam akivitas dan juga diberikan informasi secara komprehensif. Semua masukan dan rekomendasinya dapat memengaruhi kotak-kotak yang lain. Contoh, Presiden, DPR, Menteri Ekonomi Bidang Perekonomian.
Monitor menunjukkan grup stakeholder yang mempunyai power dan pengaruh yang rendah. Namun, tetap harus dipantau baik pergerakan maupun pernyataannya. Contoh, tokoh publik, masyarakat desa, LSM, wali kota/bupati.
Keep informed adalah stakeholder yang mempunyai power rendah, tapi pengaruhnya tinggi. Contoh, media, lembaga terkait seperti Indeks Politica Indonesia, pakar ekonomi, makroekonomi dan keuangan.
Tentukan Kanal Komunikasi
Nah, setelah membuat daftar pemangku kepentingan berdasarkan kelompok tadi, langkah selanjutnya yang dilakukan PR adalah membuat interaksi dan pendekatan serta mengetahui apa yang sedang menjadi isu dan perhatian kelompok-kelompok tadi.
Baru kemudian menentukan media atau kanal komunikasi yang akan digunakan berdasarkan minat kelompok yang bersangkutan. Mulai dari media umum (media cetak, on-line, televisi dan radio yang biasanya mereka baca/dengar/tonton), media spesifik (e-paper, media sosial yang mereka gunakan), hingga lain-lain (pemilihan narasumber, mengadakan event, coffee morning, mengundang mereka jadi narasumber, dan sebagainya).
Dengan pemetaan ini, PR diharapkan dapat mencapai objektif membangun dan mengubah persepsi kepada target yang disasar. Dari yang tadinya tidak tau menjadi tahu, paham dan mendukung program. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab
- Dorong Kecakapan Komunikasi, Kementerian Ekraf Apresiasi Kelas Humas Muda Vol. 2