Inilah 8 Kompetensi Baru Pascapandemi

PRINDONESIA.CO | Jumat, 18/09/2020 | 1.725
Jangan takut berubah, manfaat kesempatan/peluang, transformasi tak hanya bicara, tapi juga dibuktikan dari perilaku.
Dok. Istimewa

Dikutip dari Majalah Forbes, setidaknya ada delapan keahlian baru yang mesti dimiliki para pekerja profesional, termasuk PR, pascapandemi Covid-19. Apa saja?

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Vera Sumarlin Simanjuntak, senior konsultan HR, mengupasnya secara tuntas web seminar bertajuk “Menjawab Tantangan Strategis PR di Era Disrupsi” yang diselenggarakan dalam rangka peringatan ke-15 tahun Magister Management Communication Unversitas Trisakti, Sabtu (5/9/2020).

Kedelapan kompetensi baru yang dibutuhkan pascapandemi tersebut juga harus dimiliki para pelaku public relations (PR). Di antaranya, adaptability and flexibility (mudah beradaptasi dan fleksibel), tech savviness (kecakapan teknologi), creativity and innovation (kreativitas dan inovasi), data literacy (literasi data), critical thinking (berpikir kritis), digital and coding skills (keterampilan digital dan pengkodean), leadership (kepemimpinan), emotional intelligence (kecerdasan emosi). “Jika kita perhatikan, kompetensi yang dibutuhkan umumnya mengarah ke kemampuan soft skills,” ujar perempuan yang juga merupakan Associate Partner PT Transforma.

 

Mudah Beradaptasi dan Fleksibel

Vera melanjutkan, para CEO sepakat, yang dibutuhkan saat ini bukan inovasi. Justru, kemampuan beradaptasi dan fleksibel. “Ini kaitannya dengan era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Di era ini yang dibutuhkan adalah kemampuan bergerak lincah atau agile,” katanya.

Menurutnya, kunci adaptasi dan fleksibel ada tiga. Pertama, kenapa. Selalu memiliki rasa penasaran dengan bertanya kenapa. Kedua, eksplorasi. Selalu mencoba sesuatu yang baru dan terlibat atau membangun engagement dengan berbagai tipe, karakter, latar belakang orang yang berbeda. Ketiga, refleksi. “Begitu seterusnya,” ujar Vera.

 

Kecakapan Teknologi

Sementara kunci utama untuk memiliki kecakapan teknologi adalah merasa nyaman. “Kita harus nyaman dulu dengan berbagai teknologi baru itu. Kemudian, berupaya memanfaatkan keberadaan teknologi tadi untuk mendukung agar kerja kita makin efektif,” imbuhnya.

 

Kreativitas dan Inovasi

Adapun kompetensi kreativitas dan inovasi, menurut Vera, pastikan dulu kalau keduanya berbeda. Kreativitas harus dimulai dari empati. Contoh, menjawab kebutuhan pelanggan/pemangku kepentingan. Baru kemudian ada pembaruan atau inovasi.

 

Literasi Data

Literasi data, bagi Vera, tidak perlu memiliki kemampuan seutuhnya. Yang penting, bisa baca data. “Di era saat ini, data akan memudahkan kita dalam membuat keputusan yang tepat,” imbuhnya.

 

Berpikir Kritis

Sementara berpikir kritis harus terus diasah dengan cara membangun kemampuan nalar, memprediksi dan mengevaluasi.

 

Kompetensi Digital dan Pengkodean

Khusus kompetensi digital dan pengkodean, Vera menggarisbawahi, bahwa ke depan segala hal berbau digital mulai dari pengembangan web hingga pemasaran digital akan menjadi sangat penting.  

 

Kepemimpinan

Terkait kepemimpinan, menurut Vera, yang dibutuhkankan adalah pemimpin yang mampu menginspirasi dan mendorong timnya mengeluarkan kemampuan terbaik serta berkolaborasi. 

 

Kecerdasan Emosi

Kemampuan mengelola, mengendalikan emosi, serta mewaspadai emosi lain. Juga, berkaitan dengan kemampuan menangani stres, menghadapi tekanan dan menyelesaikannya.

Yang pasti, kata Vera, menyikapi kompetensi baru ini kuncinya ada tiga. Di antaranya, jangan takut berubah, manfaatkan kesempatan/peluang, transformasi tak hanya bicara, tapi juga dibuktikan dengan perilaku. (rtn)