Dikutip dari Majalah Forbes, setidaknya ada delapan keahlian baru yang mesti dimiliki para pekerja profesional, termasuk PR, pascapandemi Covid-19. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Vera Sumarlin Simanjuntak, senior konsultan HR, mengupasnya secara tuntas web seminar bertajuk “Menjawab Tantangan Strategis PR di Era Disrupsi” yang diselenggarakan dalam rangka peringatan ke-15 tahun Magister Management Communication Unversitas Trisakti, Sabtu (5/9/2020).
Kedelapan kompetensi baru yang dibutuhkan pascapandemi tersebut juga harus dimiliki para pelaku public relations (PR). Di antaranya, adaptability and flexibility (mudah beradaptasi dan fleksibel), tech savviness (kecakapan teknologi), creativity and innovation (kreativitas dan inovasi), data literacy (literasi data), critical thinking (berpikir kritis), digital and coding skills (keterampilan digital dan pengkodean), leadership (kepemimpinan), emotional intelligence (kecerdasan emosi). “Jika kita perhatikan, kompetensi yang dibutuhkan umumnya mengarah ke kemampuan soft skills,” ujar perempuan yang juga merupakan Associate Partner PT Transforma.
Mudah Beradaptasi dan Fleksibel
Vera melanjutkan, para CEO sepakat, yang dibutuhkan saat ini bukan inovasi. Justru, kemampuan beradaptasi dan fleksibel. “Ini kaitannya dengan era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Di era ini yang dibutuhkan adalah kemampuan bergerak lincah atau agile,” katanya.
Menurutnya, kunci adaptasi dan fleksibel ada tiga. Pertama, kenapa. Selalu memiliki rasa penasaran dengan bertanya kenapa. Kedua, eksplorasi. Selalu mencoba sesuatu yang baru dan terlibat atau membangun engagement dengan berbagai tipe, karakter, latar belakang orang yang berbeda. Ketiga, refleksi. “Begitu seterusnya,” ujar Vera.
Kecakapan Teknologi
Sementara kunci utama untuk memiliki kecakapan teknologi adalah merasa nyaman. “Kita harus nyaman dulu dengan berbagai teknologi baru itu. Kemudian, berupaya memanfaatkan keberadaan teknologi tadi untuk mendukung agar kerja kita makin efektif,” imbuhnya.
Kreativitas dan Inovasi
Adapun kompetensi kreativitas dan inovasi, menurut Vera, pastikan dulu kalau keduanya berbeda. Kreativitas harus dimulai dari empati. Contoh, menjawab kebutuhan pelanggan/pemangku kepentingan. Baru kemudian ada pembaruan atau inovasi.
Literasi Data
Literasi data, bagi Vera, tidak perlu memiliki kemampuan seutuhnya. Yang penting, bisa baca data. “Di era saat ini, data akan memudahkan kita dalam membuat keputusan yang tepat,” imbuhnya.
Berpikir Kritis
Sementara berpikir kritis harus terus diasah dengan cara membangun kemampuan nalar, memprediksi dan mengevaluasi.
Kompetensi Digital dan Pengkodean
Khusus kompetensi digital dan pengkodean, Vera menggarisbawahi, bahwa ke depan segala hal berbau digital mulai dari pengembangan web hingga pemasaran digital akan menjadi sangat penting.
Kepemimpinan
Terkait kepemimpinan, menurut Vera, yang dibutuhkankan adalah pemimpin yang mampu menginspirasi dan mendorong timnya mengeluarkan kemampuan terbaik serta berkolaborasi.
Kecerdasan Emosi
Kemampuan mengelola, mengendalikan emosi, serta mewaspadai emosi lain. Juga, berkaitan dengan kemampuan menangani stres, menghadapi tekanan dan menyelesaikannya.
Yang pasti, kata Vera, menyikapi kompetensi baru ini kuncinya ada tiga. Di antaranya, jangan takut berubah, manfaatkan kesempatan/peluang, transformasi tak hanya bicara, tapi juga dibuktikan dengan perilaku. (rtn)
- BERITA TERKAIT
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2
- Membuka WPRF 2024, Ketum Perhumas Soroti Soal Komunikasi yang Bertanggung Jawab