Dari MAW Talk PR Outlook 2021: Kepemimpinan yang Empatik Bakal Jadi Isu Besar

PRINDONESIA.CO | Senin, 14/12/2020 | 2.486
Tahun depan kerja-kerja PR akan diwarnai oleh isu 3A (adopt, adapt, adept).
Dok. MAW Talk

 Tahun 2021 tak lama lagi bakal datang. Di tengah masa pandemi, praktisi public relations (PR) harus menyiapkan diri untuk menyapa audiens yang lebih relevan. Komunikasi yang strategik dan kepemimpinan yang empatik, menjadi isu krusial bagi kerja-kerja PR di tahun mendatang.

YOGYAKARTA, PRINDONESIA.CO - "Pandemi telah mengajarkan praktisi komunikasi dan public relations (PR) harus semakin adaptif menyapa audiens,” ungkap Ayu Kusuma, Co Founder THINK PR, mengawali sesinya dalam forum Public Relations Outlook 2021 feat book discussion & Destination Trip di Yogyakarta, Jumat (11/12/2020) lalu. Forum pertama kalinya secara luring yang digagas oleh MAW Talk, sebuah media baru berbasis podcast itu—dihadiri 31 praktisi PR lintas korporasi dan organisasi. Sebagian besar berasal dari Jakarta.

Menurut wanita yang telah malang melintang lebih dari 15 tahun di dunia PR ini, tahun depan kerja-kerja PR akan diwarnai oleh isu 3A (adopt, adapt, adept). Praktisi PR harus mau mengadopsi teknologi dan metode kerja yang baru, beradaptasi dengan lingkungan yang telah berubah, sekaligus mahir mengelola ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan, agar bisa beradaptasi dan mengadopsi kebaruan-kebaruan yang ada.

Tahun 2021, dalam pandangannya, akan diwarnai dengan era kolaborasi dan pengabungan. Komunikasi dan pemasaran akan semakin melebur. Posisi PR yang semakin strategis dan kuat juga makin terlihat. Lalu, data menjadi bagian keseharian PR yang sangat penting. Data akan semakin memandu PR dalam menjalankan program kampanye komunikasi.

Hal lain, soal kembali kepada nurani. Ini terkait dengan masih tingginya hoax di berbagai media, khususnya media sosial yang akan memengaruhi trust publik kepada organisasi. “Cara mengatasinya perlu memperbanyak narasi personal yang menyentuh hati. Tidak sekadar informing dan selling, namun lebih bercerita (storytelling),” tegas Ayu.

 

Pendekatan Visual

Bagi Fauzie Helmy, fotografer senior dan visual merchandizer, sudah selayaknya pendekatan visual kini mendapat tempat lebih luas bagi praktisi PR. Menurutnya, visual akan membantu komunikasi (pemasaran) terasa lebih kuat dan  berkesan.  “Mengubah hal tak berwujud menjadi sesuatu yang konkrit dan membantu orang membayangkan sebuah pesan,” tuturnya.

Menurut Helmy yang berpengalaman di dunia fotografi dan visual lebih dari 15 tahun, manusia pada hakikatnya adalah “makhluk visual”. Sehingga, informasi (yang berbentuk) visual akan lebih mudah melekat di kepala setiap manusia.

Fotografi dalam kehumasan juga menjadi kekuatan penting untuk menarik audiens. Disamping, tentu saja, berperan untuk menampilkan aktivitas organisasi atau korporasi, serta berfungsi dokumentasi jangka panjang. Foto, mampu memperjelas visi dan misi inisiatif kampanye dan pemasaran. Pada akhirnya, masih Helmy, visual yang dikelola dengan baik, akan mampu bercerita, memberi efek representasi artistik, mewakili kebutuhan editor, serta memberi peran aktif bagi praktisi PR untuk mengarahkan konsep (visual) yang dibutuhkan.

 

Filosofi Kepemimpinan

Dalam forum yang didukung oleh Pupuk Indonesia (Persero), Pemkab Gunungkidul, dan DAMRI ini, Founder & CEO MAW Talk Asmono Wikan menyampaikan tentang pentingnya aspek kepemimpinan (leadership) dalam PR. Menurutnya, praktik PR tidak bisa lepas dari isu kepemimpinan (leadership). Pola kepemimpinan yang baik, akan menempatkan komunikasi sebagai fungsi strategis manajemen. “Bahkan kini, PR harus dilihat sebagai fungsi leadership. Bukan lagi semata fungsi strategik manajemen. Apalagi sekadar fungsi-fungsi publisitas (media relations),” tegas MAW, begitu pria yang juga Founder PR INDONESIA Group ini karib disapa.

Dengan mengambil pelajaran kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro, pria yang aktif menulis ini menegaskan perlunya pendekatan kepemimpinan dibawa dalam ranah PR keseharian. Filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, menempatkan seorang pemimpin agar  memberi visi dan menginspirasi. Sekaligus menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpin/di sekitarnya.

Selanjutnya filosofi Ing Madyo Mangun Karso, menuntut pemimpin untuk menciptakan ragam inovasi dan solusi. Sekaligus membangun keseimbangan dan harmoni di tengah orang-orang yang ia pimpin. Dan yang ketiga, fiosofi Tut Wuri Handayani memberi pengertian bahwa pemimpin  itu mengikuti, mendengar, menyemangati, sekaligus mengevaluasi apa yang dikerjakan timnya.

Oleh karenanya, filosofi kepemimpinan dalam praktik PR, semestinya harus kembali pada gagasan utama, apa tujuan dari berkomunikasi sebuah organisasi atau korporasi? “Tujuan berkomunikasi itulah yang akan memandu pemimpin dan orang-orang di dalamnya mampu menjalankan program komunikasi yang relevan dan bermaslahat bagi publik,” tegas MAW.

 

Trip ke Gunungkidul

Pada hari kedua, peserta MAW Talk PR Outlook berkesempatan melakukan trip ke Gunungkidul. Diawali dari mengunjungi geosite gunung api purba Nglanggeran di kecamatan Patuk. Selanjutnya berkunjung ke geosite Ngingrong, di kecamatan Wonosari, sembari berbincang tentang pariwisata bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Hingga akhirnya menuju pantai Kukup di jajaran pantai selatan Gunungkidul, untuk menghirup segarnya udara pantai yang bersih.

Untuk diketahui, program ini merupakan perluasan dari aktivitas MAW Talk yang selama ini bermain di ranah digital via Zoom setiap kali talkshow, yang kemudian dikembangkan dalam format podcast melalui aplikasi Spotify hingga Apple podcast. Setidaknya sudah 17 seri podcast diterbitkan MAW Talk, sejak pertama kali muncul pada 12 Juni 2020. (asw)