Menteri Trenggono Optimistis Program Prioritas KKP Picu Pertumbuhan UMKM di Indonesia

PRINDONESIA.CO | Rabu, 18/05/2022 | 1.168
Program prioritas KKP berbasis pada prinsip ekonomi biru. Tujuannya tidak hanya geliat ekonomi, tapi keberlanjutan ekosistem perairan di Indonesia.
Dok. KKP

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono optimistis implementasi program prioritas KKP yang berbasis ekonomi biru akan memicu peningkatan kinerja koperasi dan UMKM menjadi lebih merata di Indonesia.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Program prioritas di bidang perikanan tangkap dan budidaya tersebut, menurut Menteri Trenggono, membuka banyak peluang usaha dan lapangan kerja yang dapat dioptimalkan oleh masyarakat, khususnya anak muda.

Apalagi saat ini pemerintah sedang memperbaiki tata kelola laut yang wilayahnya luas dari Sabang sampai Merauke. “Saat ini seluruhnya masih tersentral di Jawa, atau hasilnya dibawa ke Jawa. Dengan adanya program prioritas seperti penangkapan ikan terukur, saya yakin pertumbuhan ekonomi tidak lagi hanya di Jawa, namun seluruh Indonesia,” katanya saat mengisi acara Tempo BNI The Bilateral Forum 2022 di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Tiga program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meliputi, pertama, kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota untuk subsektor perikanan tangkap. Kedua, pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas berorientasi ekspor. Ketiga, pengembangan kampung budidaya berbasis kearifan lokal pada subsektor perikanan budidaya.

Menteri Trenggono membeberkan kaitan implementasi program prioritas kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota dengan penguatan kinerja koperasi dan UMKM. Melalui program tersebut, KKP mendorong para nelayan kecil untuk berkelompok dan bergabung ke suatu koperasi sehingga nantinya bisa mendapat kuota penangkapan yang lebih besar di zona-zona yang telah ditetapkan pemerintah.

Sedangkan kaitannya dengan UMKM, nantinya pelabuhan perikanan di luar Pulau Jawa akan tumbuh menjadi pusat ekonomi baru sebab menjadi lokasi wajib pendaratan ikan bagi penerima kuota penangkapan. Hal ini memberi peluang lahirnya berbagai usaha turunan seperti pengolahan ikan, perbaikan kapal, pabrik es, hingga warung makan, di samping usaha utama penangkapan ikan.

Sementara dua program prioritas pada subsektor perikanan budidaya, koperasi dan UMKM juga punya peluang untuk melakukan usaha di hilir. Seperti dari pengolahan, kemasan, sampai distribusi dan pemasaran.

“Hal ini menjadi peluang besar bagi UMKM untuk mengembangkan usaha. Kita juga hitung sampai 1,4 juta lapangan kerja baru yang akan timbul. Tentu ini akan mampu memberikan pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujarnya.

 

Ekonomi Biru

Menteri Trenggono menambahkan, implementasi program prioritas tersebut berbasis pada prinsip ekonomi biru. Sehingga tujuan tidak hanya geliat ekonomi, tapi juga keberlanjutan ekosistem perairan di Indonesia.  

Untuk itu, dia mengajak semua pihak yang terlibat dalam sektor kelautan dan perikanan untuk mematuhi aturan yang dibuat pemerintah khususnya dalam hal kuota penangkapan. Pengawasan pun akan diperkuat sehingga penangkapan ikan benar-benar dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan sehingga tidak mengancam keberlanjutan ekosistem laut.

“Banyak sekali yang masih bisa dikembangkan karena tren ke depan ekonomi yang maju serta ekosistem yang baik. Yang paling penting bagi kami adalah menjadi laut biru, laut biru akan menjaga langit yang biru,” pungkasnya. (adv)