Segudang Manfaat AI untuk PR, Apa Saja?

PRINDONESIA.CO | Senin, 17/10/2022 | 2.595
Dengan adanya artificial intelligent, praktisi PR dapat fokus pada proses kreatif untuk munyusun kampanye, dan lainnya.
Dok. Iuriimotov

Penerapan teknologi artificial intelligent (AI) membantu praktisi public relations (PR) agar dapat menjalankan tugasnya menjadi lebih efektif.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) mengacu pada sistem atau mesin yang meniru kecerdasan manusia untuk melakukan tugas tertentu. Selain itu, sistem ini dapat terus berevolusi berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Dengan kecanggihan tersebut, AI dapat membantu berbagai macam pekerjaan manusia, termasuk praktisi public relations (PR).

Teknologi AI memiliki kemampuan untuk membebaskan profesional PR agar lebih fokus pada kegiatan kreatif, seperti menyusun pesan yang menarik atau merencanakan upaya menjangkau media yang lebih strategis. Melanie Fine, praktisi PR asal Amerika Serikat, seperti yang dikutip dari laman Forbes, 2 Oktober 2022, berbagi tips mengenai upaya PR dapat memanfaatkan AI. Apa saja?

1. Mengonversi dari audio ke teks.

Kemampuan AI untuk menyalin ucapan sangat berguna bagi praktisi PR. Terutama, membantu PR dalam menghemat waktu mulai dari menyalin wawancara hingga menulis kembali informasi yang disiarkan melalui Podcast. Penggunaan teknologi ini sudah digunakan oleh Washington Post saat meliput Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, tahun 2016.

2. Menganalisis data.

Berdasarkan laporan State of PR 2021 yang dirilis oleh Muck Ruck, tercatat 34% profesional PR sependapat mengelola jurnalis merupakan tantangan terbesar. Dengan melakukan analisis data dan kemampuan pemrosesan bahasa yang dimiliki oleh AI,  dapat memudahkan PR dalam menemukan dan merekomendasikan jurnalis yang relevan untuk menyampaikan pesan/informasi yang ingin disampaikan.

3. Memverifikasi fakta.

Praktisi PR perlu melakukan pengecekan fakta sebelum mengeluarkan pernyataan atau informasi apa pun. Dengan banyaknya data yang diproses oleh AI, dapat membantu PR dalam memberikan informasi yang tepercaya.

4. Memproses emosi.

Kemampuan AI yang tak kalah menakjubkan adalah kemampuan mengenali emosi manusia. Kemampuan ini berdampak positif bagi PR. Dengan mengenali emosi dan sentimen publik, PR dapat menilai hal yang harus dikatakan atau ditulis, serta cara menangani situasi.

5. Mengukur return of invesment (ROI) dalam PR

Sering kali sulit bagi PR untuk mengukur ROI kampanyenya. Hal ini dikarenakan visibilitas dan otoritas cenderung tidak dapat diukur. Namun, ini tak lagi jadi isu. Sebab, AI memiliki kemampuan menyediakan metrik kampanye untuk membantu PR dalam mengukur keberhasilan kampanyenya.

Pertanyaan kemudian mengemuka, “Akankah AI menggantikan peran PR?”. Jawabannya, tidak. Fine mengatakan, tegas, “AI mungkin dapat menggantikan fungsi manusia dalam banyak hal, namun tidak soal proses kreatif.” Ia melanjutkan, AI merupakan alat bantu untuk membebaskan PR menghasilkan berbagai ide yang lebih baik dan memudahkan PR untuk mengeksplorasi ide-ide tersebut. (zil)