Untuk dapat meraih atensi audiens di tengah fenomena banjir informasi, public relations (PR) perlu memanfaatkan data dalam menyusun strategi media sosial.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Media sosial adalah salah satu tambang data terkaya. Namun, terlalu banyak orang yang masih menjalankan akun mereka hanya berdasarkan tren semata. Demikian menurut Heather Brinckerhoff, Head of social untuk QVC, saat menjadi pembicara di Ragan's 2021 Measurement, Social Media & Marketing Conference, Senin (20/9/2022).
Menurut Brinckerhoff, praktisi public relations (PR) harus tahu cara menggunakan data untuk meningkatkan perencanaan media sosial. Sebab, pengumpulan dan pengukuran data merupakan inti dari strategi komunikasi. Data tidak hanya dapat membantu untuk mengukur kampanye, tetapi juga penting untuk memahami audiens dan merespons krisis secara proaktif.
Meski begitu, ia juga meminta PR untuk waspada. Sebab, ada kalanya data yang begitu besar justru dapat membuat kita tersesat. Oleh karena itu, penting bagi PR mengetahui cara mengelola data, termasuk dalam perencanaan media sosial. Menurut Brinckerhoff ada lima cara memanfaatkan data dalam perencanaan media sosial. Antara lain:
1. Melakukan audit konten.
Praktisi PR dapat menggunakan alat analitik media sosial untuk melihat unggahan- terdahulu dan meneliti datanya. Kemudian, PR perlu mengurutkan unggahan yang memiliki performa terbaik sampai yang berada di urutan terbawah. Selanjutnya, PR dapat menggunakan wawasan tersebut untuk mulai mempertimbangkan campuran konten.
2. Menentukan tujuan konten.
Tujuan pembuatan konten bisa untuk kepentingan penjualan, promosi, reputasi, dan lainnya. Contoh, memotivasi audiens untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak berani mereka lakukan.
3. Membuat pilar konten berdasarkan tujuan.
Setelah mengetahui tujuan konten yang ingin dieksekusi, PR dapat melakukan analisis mengenai cara agar konten yang diproduksi dapat membantu PR mencapai tujuan.
4. Menentukan jenis konten.
Dengan menggunakan data audit konten yang telah dibuat sebelumnya, PR akan menemukan jenis konten yang paling efektif untuk audiens yang disasar. Faktor efektivitas konten dapat berdasarkan durasi, tone, atau visual.
5. Menyesuaikan konten berdasarkan data.
Audiens dapat berubah saat jejaring sosial menyesuaikan algoritmenya. Untuk itu, pastikan PR tidak berasumsi strategi yang berhasil dilakukan enam bulan atau setahun yang lalu masih berfungsi hari ini. Oleh karena itu, PR harus kembali kepada data untuk memastikan PR telah mencapai tujuan dan pilar kontennya.
Dengan memahami kinerja konten saat ini, PR dapat dengan memiliki acuan perencanaan konten di masa depan. “Ambil langkah mundur dan gunakan data untuk bergerak maju,” pungkas Brinckerhoff. (zil)
- BERITA TERKAIT
- Penggawa Corporate Communication MIND ID Selly Adriatika Raih Trofi CSA 2024
- Grup MIND ID Realisasikan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan
- Inovasi BIG MIND Hadirkan Dampak Positif Penguatan Kinerja
- Grup MIND ID Hadirkan Masa Depan Pertambangan di D Futuro Futurist Summit 2024
- Kompetisi MediaMIND 2024: Mendukung Hilirisasi Menuju Indonesia Emas 2045