HOME » EVENT » PRIA

Kiat Kemenkes Mengomunikasikan Gangguan Ginjal Akut pada Anak

PRINDONESIA.CO | Kamis, 16/03/2023 | 1.321
Gangguan ginjal akut pada anak membuat Kemenkes merancang komunikasi krisis pada periode Oktober-November 2022
Dok. PR INDONESIA

Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak menjadi momok menakutkan di  tahun 2022. Kedaruratan kesehatan ini memicu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merancang komunikasi krisis pada periode Oktober-November 2022.

BALI, PR INDONESIA.CO – Krisis memang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Terkadang datangnya begitu cepat hingga menimbulkan efek panik di masyarakat. Apalagi, krisis dan kedaruratan kesehatan yang dapat mengancam nyawa manusia.

Salah satu kedaruratan kesehatan yang paling banyak menyita perhatian publik di akhir tahun 2022 adalah mengenai Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak.

Menurut Ketua Tim Kerja Informasi, Pengaduan, dan Penguatan Layanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prawito yang pagi itu mengisi sesi testimoni di Kelas Crisis Communication Management di Bali, Kamis (16/3/2023), kasus ini terjadi di 22 provinsi di Indonesia dan melonjak tajam sejak Agustus 2022. Mayoritas pasien pun sudah berada di stadium lanjut. Bahkan, penyakit ini memiliki tingkat kematian tinggi yakni 51%.

Minimnya edukasi masyarakat ditambah merupakan kasus baru membuat hoaks tak dapat terelakkan. Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes segera melakukan analisis sistuasi dengan melakukan media monitoring. Termasuk, menganalisis berbagai berita negatif dan hoaks yang berkembang di masyarakat.

Setelah melakukan analisis, tim merancang tujuan komunikasi. Prawito mengatakan, ada empat tujuan komunikasi yang disampaikan Kemenkes kepada publik. Pertama, menyampaikan informasi terkini mengenai perkembangan kasus GGAPA secara cepat dan tepat. Langkah ini sebagai bentuk transparansi dan pemenuhan hak informasi publik.

Kedua, menyampaikan kebijakan dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani penyebaran GGAPA sebagai  wujud komitmen dan tanggung jawab pemerintah. Ketiga, membangun pemahaman publik untuk mengenali, mencegah dan menangani GGAPA. Keempat, menggalang keterlibatan pemangku kepentingan dalam penanganan kasus GGAPA

Sementara dua narasi utamanya adalah  pemerintah telah melakukan upaya penanganan secara serius dan komprehensif untuk mengatasi kasus GGAPA. Narasi berikutnya, pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta mengikuti kebijakan dan imbauan kesehatan dari pemerintah.

Untuk menyampaikan narasi ini, Kemenkes menunjuk tiga juru bicara. Mereka adalah Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi.

Audiens Primer dan Sekunder

Audiens yang menjadi sasaran dalam mengomunikasikan GGAPA ini terdiri dari audiens primer dan sekunder. Audiens primer terdiri dari orang tua, anak/pasien, dan anggota keluarga pasien lainnya. Sementara audiens sekunder meliputi tenaga kesehatan dan asosiasi profesi, fasilitas layanan kesehatan, dan stakeholder lain seperti tokoh, guru, influencer, pakar, kementerian/lembaga, dan perusahaan obat.

Untuk audiens primer, Kemenkes menyampaikan pesan edukasi kesehatan melalui berbagai media massa dan media sosial. Sedangkan audiens sekunder, Kemenkes menyampaikan pesan kebijakan, upaya dan layanan melalui berbagai media off-line.

Hasilnya, selama periode Oktober-November 2022, pemberitaan GGAPA dengan mengutip sumber resmi Kemenkes mengalami peningkatan. Dari total 6.870 berita tentang GGAPA, terdapat 1.041 berita dengan kutipan pernyataan Jubir Kemenkes dr. Mohammad Syahril. (rvh)