Begini Cara Lion Air Mengatasi Krisis di 15 Menit Pertama

PRINDONESIA.CO | Senin, 22/05/2023 | 1.245
Respons organisasi di 15 menit pertama setelah krisis mencuat ke permukaan menjadi sangat krusial.
Dok. Freepik

Ketepatan dalam memberikan respons di 15 menit pertama setelah krisis mencuat di permukaan menjadi sangat krusial. Begini cara Lion Air Group mengatasinya.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO –  Lima belas menit pertama menjadi sangat krusial bagi organisasi, khususnya bagi praktisi public relations (PR), saat berhadapan dengan krisis. Dibutuhkan ketepatan dan kecepatan organisasi dalam meresponsnya.

Hal ini pula yang dirasakan oleh Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro saat mengisi diskusi bertajuk “Crisis Handling in Airline Industry” yang diselenggarakan oleh 2N PR NAVIGATION melalui Instagram Live, Sabtu (20/05/2023).

Danang bersama timnya pun menetapkan langkah setiap 15 menit. Pada 15 menit pertama setelah krisis mencuat, PR bertugas memastikan kebenaran informasi. Memasuki 15 menit kedua, PR harus mampu memitigasi adanya kemungkinan isu atau potensi lain yang berkembang.

Menurut Danang, perlu kejelian saat berhadapan dengan krisis. Jika perlu, PR memvisualisasikannya ke dalam bentuk tulisan. “PR juga harus membuat pernyataan resmi yang mampu menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa,” katanya.

Danang juga menekankan pentingnya PR bersikap tenang saat berhadapan dengan krisis. Sikap ini akan membantu PR untuk dapat berpikir jernih. Apalagi pada saat itu akan ada banyak pertanyaan yang muncul dari berbagai sisi. Sementara PR memerlukan waktu untuk menjawabnya.

Dengan bersikap tetap tenang, pria yang sebelumnya merupakan jurnalis di Aviasi Magazine itu mengatakan, dapat membantu PR dalam mempersiapkan jawaban dengan tepat dan cermat. Jika PR salah merespons, tak menutup kemungkinan akan terjadi krisis yang berkepanjangan. Bahkan, memunculkan krisis yang baru.

Adapun tepat yang dimaksud Danang mengacu pada kemampuan PR dalam memberikan jawaban yang aktual tanpa manipulasi. Sementara cermat adalah kemampuan PR dalam menjawab pertanyaan secara teliti dan mudah dipahami masyarakat. (mfp)