Ada tiga resep yang menjadi andalan Garuda Indonesia ketika berhadapan dengan krisis. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ada tiga pedoman yang menjadi pilar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kala melewati masa-masa sulit di saat pandemi COVID-19. Ketiganya diuraikan oleh VP Corporate Secretary Mitra Piranti secara eksklusif kepada PR Indonesia di kantornya, Tangerang, Jumat (18/8/2023).
Pertama, mengedepankan unsur responsif, bukan reaktif. Caranya, lebih banyak mendengar suara dari konsumen dan para pemangku kepentingan. Mitra bersama timnya selalu memantau dan mengelola informasi yang menjadi sorotan, terlepas isu atau sekadar noise. Dengan upaya ini, mereka menjadi lebih bisa memilah isu yang perlu ditanggapi dan sebaliknya.
Pedoman yang kedua adalah kehadiran (presence). Ketika krisis datang bertubi-tubi selama pandemi, Garuda memilih untuk menghadapinya dengan berani. “Kami tidak sembunyi dari masalah,” ujarnya. Ia memberi contoh ketika Garuda Indonesia menghadapi gugatan dari dua kreditur perusahaan leasing pesawat yang meminta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat membatalkan putusan homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Pada saat itu, manajemen, termasuk Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, tidak pernah absen dalam persidangan. Bahkan, Direktur Utama juga berperan sebagai juru bicara perusahaan. Bagi Mitra, berbagai upaya ini merupakan bentuk keseriusan dan komitmen Garuda dalam menghadapi berbagai masalah yang sedang mereka hadapi.
Ketiga, memanfaatkan waktu emas atau golden time. Yakni, memanfaatkan momen berharga dengan memberikan klarifikasi mengenai suatu isu dalam waktu tidak lebih dari satu jam. Tujuannya, agar tidak ada pihak di luar Garuda Indonesia yang memanfaatkan situasi dengan memberikan informasi yang salah. Langkah ini diberi nama Top Table Management, pertemuan yang dirancang untuk memastikan pesan dari internal yang akan disampaikan kepada publik sudah selaras.
Satu hal yang pasti, kata Mitra, turbulensi yang terjadi selama pandemi ini telah mengajarkan Garuda Indonesia tentang betapa pentingnya memperkuat soliditas di lingkungan internal. “Ketika berhadapan dengan krisis, penting bagi manajemen untuk menyamakan pandangan dan tujuan dari level karyawan hingga direksi. Tujuannya, untuk memastikan bahwa perusahaan kita layak untuk dipertahankan,” ujarnya.
Melalui tiga pilar ini, perempuan lulusan Universitas Padjadjaran ini melanjutkan, Garuda Indonesia berhasil membangun kembali kepercayaan publik. Pada tahun 2022, korporasi pelat merah ini berhasil membukukan keuntungan hingga 3,8 juta dolar AS. Pada 21 Oktober 2022, Pengadilan Negeri Jakarta resmi menolak gugatan PKPU. Bahkan, 97 persen kreditur menyetujui proposal perdamaian dari perusahaan.
Garuda Indonesia juga dapat mempertahankan prestasinya dengan meraih predikat maskapai penerbangan global paling tepat waktu sepanjang tahun 2022 atau The Most Punctual Global Airline berdasarkan data OAG Flightview. Yakni, lembaga riset independen asal Inggris yang menilai kinerja tingkat ketepatan waktu maskapai dunia. (jar)
- BERITA TERKAIT
- Grup MIND ID Realisasikan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan
- Inovasi BIG MIND Hadirkan Dampak Positif Penguatan Kinerja
- Grup MIND ID Hadirkan Masa Depan Pertambangan di D Futuro Futurist Summit 2024
- Kompetisi MediaMIND 2024: Mendukung Hilirisasi Menuju Indonesia Emas 2045
- Kecerdasan Buatan Memungkinkan Penyusunan SR Menjadi Lebih Mudah dan Murah