Ini Kunci Menjadi PR yang Strategis

PRINDONESIA.CO | Jumat, 15/09/2023 | 1.895
"PR yang strategis harus mampu membangun kesadaran dan kredibilitas brand. Sehingga, publik dapat membedakan brand milik organisasi dengan kompetitor," kata Elvera N. Makki di Bandung, Kamis (15/6/2023).
Tatan/ PR INDONESIA

Public relations (PR) merupakan salah satu pilar strategis perusahaan. Lantas, bagaimana caranya agar PR menempati posisi strategis tersebut?

BANDUNG, PRINDONESIA.CO - Pengakuan dan apresiasi terhadap praktisi public relations (PR) semakin tinggi seiring meningkatnya pemahaman publik terhadap peran dan fungsi dari profesi ini. Keberadaan dan posisioning mereka di institusi juga semakin strategis.

Sebenarnya, kata founder & CEO VMCS Communications & Social Impact Elvera N. Makki di hadapan peserta PR INDONESIA Workshop Series Level Up #1 bertajuk “Strategic Public Relations” di Bandung, Kamis (15/6/2023), ada beberapa faktor yang membuat posisi PR strategis bagi perusahaan.

Salah satunya, kemampuan PR dalam mengelola reputasi organisasi. Menurut Vera, begitu ia karib disapa, di era digital seperti sekarang, organisasi selalu berada di bawah pengawasan publik, media, dan pemangku kepentingan. Disinformasi tentang perusahaan yang bergulir sewaktu-waktu di media sosial dapat dengan mudah mencederai reputasi organisasi.

Hal ini menyebabkan organisasi di era ini lebih rentan terhadap krisis. “PR yang strategis adalah PR yang mampu memitigasi risiko dan membantu bisnis berjalan tanpa adanya disrupsi,” kata perempuan yang merupakan President International Association of Business Communicators (IABC) – Indonesia Chapter tersebut. Ia melanjutkan, PR yang strategis juga harus mampu mengindentifikasi, mengelola, dan mengetahui ekspektasi stakeholder dengan baik. Dengan mengetahui ekspektasi mereka, PR dapat merancang pendekatan yang tepat.

Pernyataan tersebut mengundang pertanyaan dari peserta workshop mengenai tips mengidentifikasi stakeholder. Perempuan yang pernah menjabat sebagai Director and Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia ini menjawab, caranya adalah PR harus memiliki rasa penasaran dan gembira ketika mengamati stakeholder. Upaya ini akan memudahkan PR untuk dapat memiliki jejaring yang luas.

Bangun Kredibilitas

PR yang strategis juga harus mampu membangun kesadaran dan kredibilitas brand. Sehingga, publik dapat membedakan brand milik organisasi dengan kompetitor. PR juga menjadi garda terdepan untuk membantu organisasi dalam merespons krisis atau kejadian yang tidak diharapkan dengan tepat.

Faktor berikutnya yang memengaruhi posisi PR menjadi strategis adalah kemampuan PR dalam memengaruhi kebijakan publik. Ia memberi contoh, ketika perusahaan ingin meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender. Maka, PR dapat memengaruhi key opinion former untuk mengubah kebijakan.

Seiring perkembangan digital dan media sosial, PR pun dituntut untuk dapat menyusun strategi untuk mengelola reputasi secara daring dan terlibat dengan audiens lewat kanal tersebut. Kemampuan PR untuk menjadi strategis semakin teruji apabila PR mampu mengelola employee engagement dan komunikasi internal dengan baik. Selain itu, PR akan meraih posisi yang strategis apabila mampu menyelaraskan strategi komunikasi dengan tujuan perusahaan.

Untuk itu, PR harus terlebih dulu memahami tujuan organisasi, mampu berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, mengidentifikasi peluang, mengembangkan strategi dan taktik PR yang selaras tujuan proyek dan target audiens. Untuk kemudian, menindaklanjutinya dengan memantau dan mengukur dampak PR lewat metrik yang relevan. PR harus melakukan evaluasi, menghimpun umpan balik, lalu mengomunikasikannya kembali ke publik sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keselarasan dan kolaborasi di masa mendatang. (rvh)