
Menurut CEO NEXUS Risk Mitigation & Strategic Communication Dr. Firsan Nova, komunikasi krisis memerlukan pendekatan proaktif untuk mengurangi kesenjangan antara realitas dan persepsi.
SURAKARTA, PRINDONESIA.CO – Program Studi (prodi) Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar kuliah umum bertajuk Strategi Komunikasi Krisis: Peran & Tantangan Ilmu Komunikasi di Masa Ketidakpastian pada Kamis (20/32025), dengan menghadirkan CEO NEXUS Risk Mitigation & Strategic Communication Dr. Firsan Nova.
Dalam kesempatan itu, Firsan menyoroti komunikasi krisis sebagai langkah penting dalam mengelola persepsi dan membangun narasi yang tepat sejak dini. “Fakta bukan sekadar apa yang terjadi, tetapi apa yang diberitakan dan dipercayai oleh masyarakat. Oleh karena itu, investasi dalam narasi dan relasi menjadi kunci utama lama manajemen krisis yang efektif,” ujarnya.
Firsan juga menekankan bahwa pendekatan proaktif dalam komunikasi krisis sangat diperlukan untuk mengurangi kesenjangan antara realitas dan persepsi. Adapun secara umum, katanya, terdapat tiga fase yang harus diperhatikan ketika menghadapi krisis. Di antaranya issue taker, balancing narratives, dan issue leadership.
Alumnus Universitas Padjadjaran (Unpad) itu menegaskan, organisasi yang hanya menjadi issue taker cenderung reaktif dan berisiko kehilangan kendali atas narasi yang berkembang. “Jadi, kita harus mampu menyeimbangkan narasi yang beredar dan pada akhirnya menjadi pemimpin dalam isu tersebut. Hal ini bisa dicapai dengan strategi komunikasi yang solid, didukung oleh pemahaman konteks dan kepentingan publik,” terangnya mengenai tiga fase di atas.
Dalam paparannya, Firsan turut menggarisbawahi pentingnya issue and risk management sebelum krisis terjadi. Sebab, menurutnya, isu sekecil apa pun dapat memicu dampak yang lambat laun akan memperburuk keadaan.
Sementara itu Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UNS Eka Nada Shofa Alkhajar menyampaikan, kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan pemahamahan yang komprehensi kepada mahasiswa, sebagai bekal menghadapi tantangan dunia kerja nantinya. ““Kesempatan belajar langsung dari pakar dapat memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tidak hanya dalam aspek teori, tetapi juga dalam menghadapi tantangan nyata dengan pendekatan strategis dan proaktif,” pungkasnya. (eda)
- BERITA TERKAIT
- UKI Sosialisasikan Komunikasi Asertif dan Efektif bagi Orang Tua
- Unila Kukuhkan Guru Besar Komunikasi Pembangunan dan Budaya
- Ilmu Komunikasi UNS Gelar Kuliah Umum Bareng NEXUS, Bahas Komunikasi Krisis
- Ilmu Komunikasi UNJ Jadi Prodi dengan Persaingan Terketat di SNPB 2025
- 10 Universitas Terbaik di Indonesia untuk Kuliah Komunikasi dan PR