Oleh: Moch. N. Kurniawan, Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Akhir tahun lalu, saya menulis artikel yang membahas soal Proyeksi Kehumasan 2023 dengan menganalisis data di Media Sosial sepanjang tahun 2022. Di sana, terlihat bahwa kelompok kata sustainability (prinsip keberlanjutan), environment, social, and governance (lingkungan, sosial, dan tata kelola) atau dikenal dengan ESG, sedang menjadi topik yang mencuat di masyarakat Indonesia.
Sebagai komunikator dan praktisi hubungan masyarakat (humas), tentunya kita harus memperhatikan perkembangan ini. Bahwa ada dorongan dari institusi untuk mengkomunikasikan prinsip keberlanjutan kepada para pemangku kepentingan. Selain itu, saya juga melihat ada kebutuhan untuk mendalami dan berdiskusi tentang keberlanjutan, terutama dalam komunitas humas.
Pemahaman komunikator dan praktisi humas tentang prinsip keberlanjutan, pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting), serta dampak keberlanjutan terhadap aspek komunikasi institusi pasti bervariasi. Hal ini tidak mengherankan mengingat kompleksitas dan kedalaman isu-isu terkait keberlanjutan yang harus dipelajari agar bisa berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pemangku kepentingan.
- BERITA TERKAIT
- Kunci Utama Memimpin Tim Tetap Solid di Tengah Krisis Komunikasi
- Demokrasi di Meja Makan
- Peran Pengelolaan “Stakeholder” Mendukung Penerapan ESG dan Keberlanjutan
- Pentingnya Juru Bicara dalam Membangun Kredibilitas IKN
- Begini Rahasia Sukses Konferensi Pers