Artificial intelligence berdampak pada masa depan industri komunikasi, khususnya dalam dunia PR. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Center for Public Relations University of Southern California (USC) merilis Laporan Annual Relevance Report 2024 pada November 2023. Topik dalam laporan itu membahas tentang penggunaan kecerdasan buatan (artificial Intelligence/AI) di dunia public relations (PR).
Dilansir dari Annenberg.usc, Kamis (14/11/23), Fred Cook, profesor dari University of Southern California (USC), mengatakan, laporan yang membahas AI ini bertujuan untuk memprediksi dampak teknologi tersebut terhadap industri komunikasi ke depan. “Kami fokus membahas AI sebagai upaya untuk memahami gelombang pasang teknologi ini akan berdampak pada masa depan industri komunikasi,” ujar Cook.
Gini Dietrich dalam artikelnya berjudul Navigating the New Normal: Harnessing the Power of AI In PR yang diterbitkan tahun 2024, menjelaskan bahwa ada enam pembahasan terkait manfaat dan tantangan penggunaan AI dalam dunia PR. Antara lain:
1. AI Memengaruhi Strategi Komunikasi
Kontribusi paling signifikan yang dibuat AI adalah dalam pembuatan strategi berbasis data. Teknologi ini dapat memproses dan menganalisis jumlah data yang sangat besar dalam hitungan detik. Berdasarkan data itu manusia dapat menciptakan strategi dengan cepat. Praktisi PR dapat menggunakan AI dalam membuat strategi komunikasi untuk konten, search engine optimization (SEO), perencanaan media, distribusi, dan lain sebagainya.
2. Kreativitas dan AI
Kreativitas, kemampuan bercerita, dan empati bergantung pada intuisi manusia sehingga dapat memengaruhi orang lain. Namun, AI telah mengenalkan kreativitas berbasis data, analisis prediktif, dan pembelajaran mesin. Hal ini membuat insan PR memiliki kemampuan intuisi manusia yang digabungkan dengan keahlian analitik AI dalam melaksanakan tugasnya.
3. AI Mendorong Penyampaian Cerita Bisnis
Kecerdasan buatan saat ini dapat membuat seseorang yang terlihat dan terdengar seperti ahli di bidang tertentu. Kemampuan ini dapat membantu kegiatan PR dalam membuat konten yang lebih menarik dan informatif. Pasalnya, AI dapat menciptakan talent digital yang dapat digunakan untuk membuat konten video dan audio yang berkualitas.
4. AI dan Krisis Manajemen
Teknologi AI dapat memprediksi risiko dengan akurat. Hal ini dikarenakan AI mampu menganalisis tren sebelumnya, siklus media, dan data secara real-time. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk merancang strategi proaktif untuk menghindari krisis.
5. SEO dan AI
Teknologi optimasi mesin pencari atau SEO yang mengandalkan kata kunci (keyword stuffing) kini dapat digantikan oleh artificial intelligence optimization (AIO). Teknologi ini membutuhkan fokus pada manusia dan mesin. Adapun AIO bertujuan untuk menyebarkan pesan dan memastikan bahwa pesan tersebut dapat dipahami oleh sistem kecerdasan buatan.
6. Pertimbangan Etika AI
Teknologi AI dapat membantu manusia menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Namun, AI juga dapat menghasilkan hasil yang tidak adil atau diskriminatif, serta konsekuensi yang tidak terprediksi. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti pembuatan deepfakes (jenis media sintetis yang telah dimanipulasi secara digital untuk membuat seseorang atau sesuatu tampak atau terdengar seperti orang/sesuatu yang lain), serangan siber, dan surveilans (pengintaian atau kegiatan memantau atau mengawasi secara diam-diam). (dlw)
- BERITA TERKAIT
- 3 Pilar Utama untuk Menjadi Komunikator Hebat
- Tiga Institusi asal Indonesia Jadi Pemenang di Ajang AMEC Awards 2024
- Masih Ada Peluang, Pendaftaran Kompetisi Karya Sumbu Filosofi 2024 Diperpanjang!
- Perhumas Dorong Pemimpin Dunia Jadikan Komunikasi Mesin Perubahan Positif
- Berbagi Kiat Membangun Citra Lewat Kisah di Kelas Humas Muda Vol. 2