Kenapa Orang Pilih Komeng? Simak Yuk Rahasianya!

PRINDONESIA.CO | Senin, 19/02/2024 | 2.029
Keunikan jadi kunci daya tarik masyarakat memilih Komeng di Pileg DPD 2024.
Foto X goodghan

Berdasarakan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 19 Februari 2024, Alfiansyah Bustami atau yang dikenal Komeng, berhasil meraih 1.798.455 suara dan memimpin pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Jawa Barat. Bagaimana rahasia Komeng meraup banyak suara?

Oleh: Jojo S. Nugroho, Ketua APPRI 2017-2020 dan 2020-2023, CEO Imajin PR & Research

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Bayangin deh, pas lagi milih-milih Caleg, eh malah ada foto yang bikin ngakak: mata melotot dan bibir monyong gitu di surat suara. Sementara yang lain pada tampil maksimal, ada satu Caleg yang fotonya, ya ampun, jelek banget. Tapi, anehnya, itu malah lucu dan langsung ngehits. Komeng, si pelawak ini, sampai Senin (19/2/2024) udah narik suara sampai 55,64%, loh, dengan total 1.798.455 suara (12%).

Komeng ini bukan yang pertama kali loh, pakai cara unik buat narik perhatian pemilih. Di Indonesia, ada Prabowo Subianto yang ngehits dengan lagu “Oke Gas” dan dansa “gemoy” di kampanyenya. Terus di luar sana, ada Boris Johnson, PM Inggris yang selalu tampil dengan rambut acak-acakan dan komentar yang bikin heboh, sama Jimmy Morales, Presiden Guatemala yang juga pake humor buat kampanye.

Kenapa sih cara-cara kayak gini bisa sukses? Yuk, kita lihat teori komunikasinya. Teori Empati dan Homofili dari David K Berlo di bukunya “The Process of Communication” dan Everett M. Rogers di “Diffusion of Innovations” bilang kalau komunikasi yang penuh empati dan kesamaan itu lebih efektif. Contohnya, Komeng pake foto lucunya buat bikin pemilih ngerasa lebih dekat dan terhubung. Prabowo dengan dansa dan lagunya juga gitu.

Terus ada Teori Kepala Batu (Obstinate Audience Theory) dari Raymond Bauer yang bilang bahwa orang-orang itu gak cuma pasif terima info, tapi bisa milih mana yang mereka mau denger. Kayak Boris Johnson yang sering kontroversial, tapi pemilih tetap bisa milih apa yang mereka anggap penting.

Teori Kebutuhan Maslow juga bilang kalau manusia punya kebutuhan dasar kayak kasih sayang, rasa aman, penghargaan, dan pengembangan diri. Prabowo, Komeng, dan Jimmy Morales pake humor buat penuhi kebutuhan pemilih akan kesenangan dan kebahagiaan.

Jadi, pelajaran apa yang bisa kita ambil? Di dunia politik, kadang kudu berani beda. Humor dan keunikan bisa jadi kunci buat tarik perhatian dan pengaruh ke pemilih. Dan yang paling penting, pemilu itu lebih dari sekedar debat isu dan kebijakan - itu juga tentang membangun hubungan dan mengerti apa yang pemilih butuh dan inginkan.

Gimana, siap gak sih liat lebih banyak lagi politisi yang ‘out of the box’ ke depannya? Siapa tahu, cara kayak gini bakal jadi tren baru di kampanye politik!