Peringati HPSN 2024, Unilever Indonesia Perkuat Peran Bank Sampah

PRINDONESIA.CO | Senin, 04/03/2024 | 2.227
PT Unilever Indonesia berkolaborasi dengan Kumparan menyelenggarakan diskusi bertajuk ’’Bank Sampah: Solusi yang Ramah di Kantong, Ramah di Lingkungan’’, Senin (4/3/2024).
Dok. Unilever Indonesia

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, PT Unilever Indonesia memperkuat kontribusi bank sampah dalam menyebarkan perilaku bijak sampah di masyarakat.

JAKARTA, PRINDONESIA.CO— Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang jatuh setiap tanggal 21 Februari, Unilever Indonesia menginisiasi suatu kegiatan bersama komunitas ibu dan generasi muda Tanah Air. Kegiatan yang ditujukan mendukung peran sentral Bank Sampah agar sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular itu diwujudkan lewat diskusi dan kunjungan ke Bank Sampah Induk GESIT Menteng Atas, Jakarta, Senin (4/3/2024).

Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi mengatakan, melalui kegiatan yang turut menyertakan sosialisasi program isi ulang produk “U-Refill”, diharapkan dapat memperkuat kontribusi bank sampah dalam menyebarkan perilaku bijak sampah di masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan juga untuk mendukung sejumlah kebijakan pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah terutama plastik. “Sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan sistem pengelolaan sampah plastik yang lebih produktif dan berkelanjutan,” ujar Maya.

Sementara itu, Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI Vinda Damayanti Ansjar menjelaskan, salah satu kebijakan yang terus digencarkan pemerintah adalah mewajibkan produsen mengurangi sampah plastik yang berasal dari produk, kemasan, dan wadah, di antaranya melalui penerapan Extended Producer Responsibility (EPR). Hal tersebut tertuang di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019.

Adapun penerapan EPR memungkinkan produsen mengambil sampah plastik untuk didaur ulang menjadi produk dengan nilai ekonomi. Untuk penerapan ekonomi sirkular, produsen dapat bekerja sama dengan Bank Sampah, TPS3R, dan industri daur ulang. ‘’Kami percaya salah satu upaya untuk memastikan efektivitas sistem ekonomi sirkular adalah memaksimalkan peran Bank Sampah,” ungkap Vinda.

Dampak Nyata

Lebih lanjut, Vinda menjabarkan, saat ini tercatat ada 27.631 bank sampah di seluruh Indonesia. Keberadaannya pun telah berpengaruh signifikan terhadap sektor ekonomi, dengan catatan omzet rata-rata Rp2,8 miliar per bulan. Selain itu, untuk sektor sosial, bank sampah mampu menyerap hingga ratusan ribu tenaga kerja. Sementara pada sektor lingkungan, bank sampah telah berhasil memanfaatkan dan mendaur ulang sebanyak 5.227,73 ton sampah.

Senada dengan Vinda, Maya mengatakan, sejak tahun 2008 bank sampah binaan Unilever Indonesia yang berjumlah 4.000 unit telah mencatatkan dampak positif di sektor perekonomian maupun sosial. “Pada aspek lingkungan, selama 2022 jumlah pengumpulan sampah dari Bank Sampah binaan dan jaringannya telah mencapai lebih dari  28.633 ton,” ungkap Maya.

Dampak positif tersebut diamini oleh Direktur Bank Sampah Induk GESIT Sri Endarwati. Perempuan yang karib disapa Endar itu menyampaikan, keuntungan dari Bank Sampah Induk GESIT yang saat ini memiliki 250 bank sampah anggota, telah mengubah hidupnya beserta teman-teman pengurus. ‘’Alhamdulillah, jenis sampah yang paling banyak dikumpulkan adalah sampah plastik, yang per bulannya bisa mencapai 8 ton atau setara Rp270 juta,’’ tutur Endar. (HUR)