Urgensi Komunikasi Efektif di Dunia Kesehatan dan Lingkungan Rumah Sakit

PRINDONESIA.CO | Selasa, 18/11/2025
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar In House Training bertajuk Komunikasi Efektif SBAR dalam Timbang Terima dan Discharge Planning selama sepekan sejak Kamis (2/10/2025) di Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto.
doc/RRI

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMP Dr. Yektiningtyastuti mengatakan, implementasi komunikasi SBAR secara konsisten dapat meminimalkan risiko kesalahpahaman medis, dan memastikan kesinambungan asuhan keperawatan yang optimal.

PURWOKERTO, PRINDONESIA.CO – Dosen dan mahasiswa program studi Magister Keperawatan (S2) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar In House Training bertajuk Komunikasi Efektif SBAR dalam Timbang Terima dan Discharge Planning selama sepekan sejak Kamis (2/10/2025) di Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto.

Penanggung jawab kegiatan sekaligus dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMP Dr. Yektiningtyastuti menjelaskan, program pelatihan tersebut dihadirkan untuk menjawab sejumlah permasalahan yang mereka temukan di lingkungan rumah sakit, utamanya terkait komunikasi. “Permasalahan yang kami temukan adalah belum optimalnya pelaksanaan discharge planning (perencanaan pemulangan pasien) dan komunikasi efektif saat timbang terima (handover),” ujarnya dilansir dari RRI, Senin (17/11/2025).

Merujuk data World Health Organization (WHO), terungkap bahwa banyak kesalahan layanan kesehatan berasal dari komunikasi yang tidak efektif. Oleh karena itu, Yekti menegaskan, dalam konteks handover, pendekatan SBAR (situation, background, assessment, recommendation) sebagai standar komunikasi terstruktur bertaraf internasional, harus menjadi pedoman karena dapat membantu menjamin keselamatan pasien melalui penyampaian informasi medis yang lengkap dan akurat.

Dalam praktiknya, lanjut Yekti, penerapan SBAR yang konsisten sangat krusial untuk meminimalisir risiko kesalahpahaman medis, dan menjamin kesinambungan asuhan keperawatan yang optimal. “Setelah pelatihan ini, selanjutnya akan dilakukan pendampingan implementasi komunikasi SBAR selama kurang lebih dua minggu oleh mahasisa S2 Keperawatan UMP,” lanjutnya.

Komunikasi Demi Selamatkan Nyawa

Terpisah,  Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga sempat menekankan pentingnya komunikasi efektif di dunia medis. Ia mengatakan, selama ini kesalahan pemahaman terkait instruksi obat kerap dipicu oleh komunikasi yang tidak jelas. Hal ini, tegasnya, jelas akan berdampak serius pada kondisi kesehatan pasien.

Menurut Dante, dalam konteks ini komunikasi medis yang jelas, tepat, dan mudah dipahami harus menjadi prioritas utama bagi seluruh tenaga kesehatan, karena komunikasi yang jelas dapat menyelamatkan nyawa. Pandangan tersebut ia perkuat dengan contoh tantangan komunikasi kesehatan selama pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

Menurut Dante, maraknya hoaks seperti isu vaksin mengandung microchip magnetis, terjadi lantaran penyampaian informasi kesehatan belum begitu akurat, sederhana, dan mudah dicerna masyarakat. "Dalam (dunia) kesehatan, komunikasi bukan hanya etika, tetapi fondasi keselamatan," ujarnya dikutip dari kemkes.go.id, Sabtu (15/11/2025). (EDA)